Kang Irwan mendapati hanya 6 siswa dan 2 guru SDN 01 Campoan yang masuk sekolah PARLEMEN JATIM-Ambrolnya jembatan di Desa Campoan Kabup...
Kang Irwan mendapati hanya 6 siswa dan 2 guru SDN 01 Campoan yang masuk sekolah |
Akibatnya, puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Campoan yang merupakan satu-satunya sekolah dasar di sana tak bisa ke sekolah. Siswa yang nekat pergi ke sekolah harus melintasi sungai yang arusnya deras. Namun ketika hujan turun, orangtua akan berpikir dua kali untuk melepas anak mereka sekolah, karena arus sungai semakin deras dan tinggi.
Masalah itu sampai juga ke telinga anggota DPRD Jawa Timur, Irwan Setiawan. Anggota Dewan asal daerah pemilihan Jatim III yang meliputi Kabupaten Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi itu mengaku mendapat informasi dari warga lewat media sosial. Tadi pagi, politisi PKS itu pun memutuskan melihat langsung lokasi jembatan ambrol tersebut.
“Saya lihat sendiri kondisi di sana sangat memprihatinkan, karena jembatan yang ambrol itu menjadi akses utama siswa menuju sekolah. Saya coba untuk menyeberangi arus sungai cukup deras, dengan ketinggian hampir selutut. Dengan berpegangan kepada salah seorang warga akhirnya sampai ke seberang sungai. Bisa dibayangkan bagaimana anak anak usia SD harus menyeberangi sungai tersebut,” tutur pria yang akrab disapa Kang Irwan itu.
Irwan mengungkapkan, saat dirinya meninjau ke sekolah, hanya ada 6 siswa yang datang. Itu pun 2 diantara 6 siswa tersebut domisilinya dekat dengan sekolah sehingga tak perlu mengarungi sungai. Padahal total siswa yang tercatat di sana ada 28 orang. Para siswa memilih tidak masuk bila cuaca buruk atau orangtua yang tidak mengijinkan karena khawatir dengan keselamatan anaknya.
Irwan melanjutkan, dari informasi yang ia dapat dari pihak guru. Jumlah siswa yang belajar di SDN 1 Campoan itu pernah mencapai 80 orang. Namun belakangan menyusut terus hingga tingga 28 orang. Jumlah itu pun akan menyusut ketika cuaca buruk seperti musim hujan saat ini.
“Menurut Undang-Undang, seluruh warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Tapi kalau tidak didukung akses dan fasilitas, bagaimana mereka bisa bersekolah. Dampaknya siswa putus sekolah akan bertambah. Ini harus segera diatasi," pungkas Irwan.
Masalah itu sampai juga ke telinga anggota DPRD Jawa Timur, Irwan Setiawan. Anggota Dewan asal daerah pemilihan Jatim III yang meliputi Kabupaten Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi itu mengaku mendapat informasi dari warga lewat media sosial. Tadi pagi, politisi PKS itu pun memutuskan melihat langsung lokasi jembatan ambrol tersebut.
“Saya lihat sendiri kondisi di sana sangat memprihatinkan, karena jembatan yang ambrol itu menjadi akses utama siswa menuju sekolah. Saya coba untuk menyeberangi arus sungai cukup deras, dengan ketinggian hampir selutut. Dengan berpegangan kepada salah seorang warga akhirnya sampai ke seberang sungai. Bisa dibayangkan bagaimana anak anak usia SD harus menyeberangi sungai tersebut,” tutur pria yang akrab disapa Kang Irwan itu.
Irwan mengungkapkan, saat dirinya meninjau ke sekolah, hanya ada 6 siswa yang datang. Itu pun 2 diantara 6 siswa tersebut domisilinya dekat dengan sekolah sehingga tak perlu mengarungi sungai. Padahal total siswa yang tercatat di sana ada 28 orang. Para siswa memilih tidak masuk bila cuaca buruk atau orangtua yang tidak mengijinkan karena khawatir dengan keselamatan anaknya.
Irwan melanjutkan, dari informasi yang ia dapat dari pihak guru. Jumlah siswa yang belajar di SDN 1 Campoan itu pernah mencapai 80 orang. Namun belakangan menyusut terus hingga tingga 28 orang. Jumlah itu pun akan menyusut ketika cuaca buruk seperti musim hujan saat ini.
“Menurut Undang-Undang, seluruh warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Tapi kalau tidak didukung akses dan fasilitas, bagaimana mereka bisa bersekolah. Dampaknya siswa putus sekolah akan bertambah. Ini harus segera diatasi," pungkas Irwan.
COMMENTS