Ketua Fraksi PKB, Thoriqul Haq berbincang serius dengan Pakde Karwo dan Pak Halim PARLEMEN JATIM-Minimnya persedian garam lokal untuk i...
Ketua Fraksi PKB, Thoriqul Haq berbincang serius dengan Pakde Karwo dan Pak Halim |
PARLEMEN JATIM-Minimnya persedian garam lokal untuk industri dan konsumsi membuat Fraksi Partai Kebangkitan Bamgsa (F-PKB) DPRD Jawa Timur prihatin. Fraksi terbesar di DPRD Jatim itu berharap Pemprov Jatim melakukan langkah-langkah strategis untuk mendatangkan investor untuk membangun industialisasi garam di Pulau Madura.
"Kenapa harus di Madura, sebab ini kan sudah dikenal dengan sebutan pulau garam karena besarnya potensi garam. Kenapa harus swasta, karena BUMN PT Garam yang ada sudah tidak bisa diandalkan untuk mengembangkan industry garam di Madura," tutur Thoriqul Haq Ketua, F-PKB DPRD Jatim, Rabu (17/5).
Thoriq yang juga Ketua Komisi C DPRD Jatim ini menilai persoalan industri garam di Madura ini sudah sangat mendesak. Karena itu, F-PKB DPRD Jatim akan mendorong percepatan industrilisasi garam dengan menggelar diskusi publik terkait garam. Diskusi publik itu untuk menyerap masukan dari para stake holder atau pemngku kebijakan dalam industri garam.
"Kebutuhan garam kita 4 juta ton, ironisnya saat ini harus di impor dari banyak negara. Padahal potensi sumber daya di Madura lebih dari cukup. Karena itu, F-PKB minta pemprov pro aktif, jangan menunggu ada investor datang. Tapi harus melakukan lobi dan komunikasi dengan investor yang sering berinvestasi di Jatim," imbuh alumni Magister University of Malaya itu.
Bakal Calon Bupati Lumajang ini berharap, dengan menggandeng swasta pengelolaan dan produksi garam lebih professional sehingga kualitas dan kuantitas garm yang dihasilkan lebih maksimal. Dampaknya masyarakat Madura bisa merasakan peningkatan kesejahteraan.
"Pihak swasta saya yakin punya tehnologi yang canggih untuk bisa menghasilkan produk garam yang bagus, termasuk rekayasa teknologi dalam menghadapi persoalan iklim yang tidak menentu." tandas Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPW PKB Jatim ini.
Menurut Thoriq, dengan teknologi yang mereka miliki potensi air laut Madura yang baik untuk garam akan termanfaatkan dengan maksimal. Namun Thoriq juga menghimbau masyarakat Madura memahami bahwa pendirian pabrik garam nantinya adalah untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan mereka juga.
Karena itu kata Thoriq Pemerintah harus turun menjelaskan agar investasi ini adalah untuk kesejahteraan rakyat. Kalau tidak, maka masyarakat dan petani garam akan terus menjadi korban iklim ekonomi.
"Saat ini kebutuhan garam industri 468 RIbu ton, Garam konsumsi 103.000 ton, dan untuk kebutuhan itu Jatim harus Impor garam sebanyak 4500 ribu ton. Ini peluang sekaligus tantangan untuk Jatim khususnya Madura," pungkas Thoriq.
"Kenapa harus di Madura, sebab ini kan sudah dikenal dengan sebutan pulau garam karena besarnya potensi garam. Kenapa harus swasta, karena BUMN PT Garam yang ada sudah tidak bisa diandalkan untuk mengembangkan industry garam di Madura," tutur Thoriqul Haq Ketua, F-PKB DPRD Jatim, Rabu (17/5).
Thoriq yang juga Ketua Komisi C DPRD Jatim ini menilai persoalan industri garam di Madura ini sudah sangat mendesak. Karena itu, F-PKB DPRD Jatim akan mendorong percepatan industrilisasi garam dengan menggelar diskusi publik terkait garam. Diskusi publik itu untuk menyerap masukan dari para stake holder atau pemngku kebijakan dalam industri garam.
"Kebutuhan garam kita 4 juta ton, ironisnya saat ini harus di impor dari banyak negara. Padahal potensi sumber daya di Madura lebih dari cukup. Karena itu, F-PKB minta pemprov pro aktif, jangan menunggu ada investor datang. Tapi harus melakukan lobi dan komunikasi dengan investor yang sering berinvestasi di Jatim," imbuh alumni Magister University of Malaya itu.
Bakal Calon Bupati Lumajang ini berharap, dengan menggandeng swasta pengelolaan dan produksi garam lebih professional sehingga kualitas dan kuantitas garm yang dihasilkan lebih maksimal. Dampaknya masyarakat Madura bisa merasakan peningkatan kesejahteraan.
"Pihak swasta saya yakin punya tehnologi yang canggih untuk bisa menghasilkan produk garam yang bagus, termasuk rekayasa teknologi dalam menghadapi persoalan iklim yang tidak menentu." tandas Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPW PKB Jatim ini.
Menurut Thoriq, dengan teknologi yang mereka miliki potensi air laut Madura yang baik untuk garam akan termanfaatkan dengan maksimal. Namun Thoriq juga menghimbau masyarakat Madura memahami bahwa pendirian pabrik garam nantinya adalah untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan mereka juga.
Karena itu kata Thoriq Pemerintah harus turun menjelaskan agar investasi ini adalah untuk kesejahteraan rakyat. Kalau tidak, maka masyarakat dan petani garam akan terus menjadi korban iklim ekonomi.
"Saat ini kebutuhan garam industri 468 RIbu ton, Garam konsumsi 103.000 ton, dan untuk kebutuhan itu Jatim harus Impor garam sebanyak 4500 ribu ton. Ini peluang sekaligus tantangan untuk Jatim khususnya Madura," pungkas Thoriq.
COMMENTS