Dr. M. Mufti Mubarok (kanan) PARLEMEN JATIM-Direktur Lembaga Survei Regional (LeSuRe), Dr. Muhammad Mufti Mubarok kemungkin terjadinya ...
Dr. M. Mufti Mubarok (kanan) |
PARLEMEN
JATIM-Direktur Lembaga Survei Regional (LeSuRe), Dr. Muhammad Mufti Mubarok
kemungkin terjadinya paslon tunggal dal pilgub Jatim 2018. Alasannya, saat ini
ada tiga kutub besar politik yang ingin berkuasa pada Pilpres 2019 mendatang.
Ketiga kutub besar itu adalah, Jokowi, Prabowo dan SBY. Ketiganya pasti
mempersiapkan kemenangan di pilgub Jatim untuk mendulang suara saat pilpres.
Apalagi Jatim adalah lumbung suara yang sangan besar.
Selain
faktor politik, Mufti juga menyebut faktor logistik juga sangat menentukan.
Karena itu, untuk menciptakan paslon tunggal, maka harus memborong dukungan partai
yang ada di Jawa Timur. Tentunya itu butuh dana yang besar, mencapi triliunan
rupiah. Itupun belum tentu berjalan lancar, karena Tarik menarik kepentingan
pragmatis sangat kuat.
“Saya punya
pengalama saat pilgub Jatim 2013, semua partai diborong incumbent dengan
kekuatan logistik. Bahkan diciptakan pasangan “boneka” untuk menghambat
Khofifah maju. Toh, nyatanya Khofifah tetap bisa maju, meski pada akhirnya
kalah,” imbuh mantan Ketua DPW Partai Matahari Bangsa (PMB) Jatim itu, Kamis
(1/6).
Mufti pun
menambahkan, dari kalkulasi politik juga sulit untuk menjadikan Gus Ipul calon
tunggal. Sebab eletabilitas Wagub Jatim dua periode itu masih dibawah 40
persen, tepatnya 37 persen. Prosentase itu sangat minim untuk sekelas
incumbent. Karena Ahok saja saat masih setahun pigub DKI Jakarta,
eletabilitasnya sudah mencapai 70 persen. Faktor tingginya elektabilitas itu
membuat banyak partai yang merapat ke Ahok. Itupun Ahok tidak bisa menjadi
calon tunggal, karena nyatanya pilgub DKI berlangsung dengan 3 pasang calon.
“Elektabilitas
Gus Ipul sangat minim, masih dibawah 40 persen. Sulit untuk mewujudkan paslon
tunggal. Karena itu saya prediksi, pilgub Jatim paling sedikit akan diikuti
oleh dua pasangan calon. Bisa itu paslon sesungguhnya, tapi bisa juga calon
boneka. Yang jelas preseden buruk buat Jatim kalauhanya muncul paslon tunggal.
Itu artinya Gus Ipul akan melawan bumbung kosong,” tandas politisi berbasis
Muhammadiyah tersebut.
COMMENTS