Abdul Halim, SH, MH PARLEMEN JATIM-Komisi E DPRD Jawa Timur meminta kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim un...
Abdul Halim, SH, MH |
PARLEMEN JATIM-Komisi E DPRD Jawa Timur meminta kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim untuk meningkatkan kembali penempatan operasional mobil dropping air di sejumlah kabupaten/kota di Jatim. Hal ini untuk mengatasi dampak kekeringan di Jatim.
Anggota Komisi E DPRD Jatim, Abdul Halim mengatakan penembahan dropping air ini perlu dilakukan saat ini, pasalnya saat ini sejumlah daerah di Provinsi Jatim kondisi tanahnya tidak bisa dibuat dengan sistem sumur bor, dan sistem pipanisasi.
"Kalau kami usul mobil dropping air diintensifkan menjadi satu minggu tiga kali dropping air di daerah yang kekurangan air,"ujar Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jatim ini.
Politisi asal Fraksi Gerindra ini, juga menyarankan agar BPBD melakukan kerjasama lintas sektoral dengan kabupaten/kota di Jatim, agar kekeringan di Jatim bisa diminimalisir dan ditangani dengan cepat dan tanggap.
"Dengan adanya kerjasama lintas sektoral, dapat meningkatkan sarana dan prasarana penanganan kekeringan di Jatim menjadi tercukupi, dan kekeringan juga bisa teratasi dengan baik,"ujar Halim.
Sementara itu data dari BPBD Jatim saat ini 22 kabupaten/kota sudah masuk status siaga kekeringan. seperti Madura, Tapal Kuda dan Jawa Timur bagian Selatan. Kemungkinan, kekeringan ini akan mencapai puncaknya pada awal September mendatang.
“Kalau Madura semua, lalu wilayah tapal kuda seperti Probolinggo, Pasuruan sampai Banyuwangi dan Jatim bagian selatan,” terang Kepala BPBD Jatim, Sudarmawan.
Sudarmawan menambahkan, untuk mengatasi kekeringan tersebut, pihaknya sudah menyiapkan peralatan untuk dropping air kerumah warga.Langkah itu dilakukan jika memang sumber-sumber air di lingkungan sekitar sudah menipis.
“Kalau memang nanti benar-benar darurat, maka akan dilakukan dropping air,” tutur pejabat kelahiran Bangkalan itu.
COMMENTS