Muhammad Ka'bil Mubarak PARLEMEN JATIM-Tak mudah menjadi anggota parlemen, butuh perjuangan dan pengorbanan, baik materi, waktu ser...
Muhammad Ka'bil Mubarak |
PARLEMEN JATIM-Tak mudah menjadi anggota parlemen, butuh perjuangan dan pengorbanan, baik materi, waktu serta tenaga. Uang yang banyak pun tak menjadi jaminan bisa membeli suara rakyat. Butuh taktik dan strategi yang tepat untuk bisa mengambil hati rakyat. Ini salah satu kisah anggota DPRD Jatim yang sukses melenggang ke Gedung Parlemen Jatim di Jalan Indrapura No.1, Surabaya.
Muhammad Ka'bil Mubarak (MKM) atau kerap disapa Ka'bil sadar dirinya tidak seterkenal calon anggota legislatif incumbent. Karena itu, pada pemilu lalu dirinya memilih pola kampanye dengan memperbanyak silaturahim dengan masyarakat Surabaya dan Sidoarjo.
Ketua Dewan Koordinasi Wilayah Garda Bangsa Jawa Timur ini melakukan kampanye dari pintu ke pintu demi memperkenalkan diri kepada calon pemilihnya. Jelas, hal itu menguras tenaga tapi hal itu tidak dikeluhkan oleh mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tersebut. Apalagi sejumlah relawan yang juga adalah sahabatnya setia menemaninya tanpa pamrih.
"Saya door to door dan kulo nuwun mengenalkan diri dari rumah ke rumah. Ini implementasi dari tradisi silaturahim yang kental di NU. Hal itu melelahkan tapi efektif dan hemat biaya," terang Ka'bil, yang dilantik menjadi Anggota DPRD Jawa Timur, Minggu (31/8/2014).
Sebagai mantan aktivis yang melanjutkan pengabdiannya di partai, dana kampanye yang dimiliki caleg PKB untuk DPRD Jatim dengan nomor urut 2 ini tak sebesar caleg incumbent yang masuk kategori politisi senior atau caleg yang berlatar pengusaha.
Karena itu, wajar bila Ka'bil tak banyak membuat alat peraga untuk memperkenalkan dirinya secara luas ke masyarakat. Ka'bil hanya mencetak 2000 kalender dan 5000 stiker. Itu pun kebanyakan ia sebarkan langsung saat silaturahim dengan masyarakat.
"Uang saya tidak banyak. Jadi saya tidak bisa jor-joran memasang spanduk dan baliho. Karena itu saya pilih menyapa dan komunikasi langsung ke masyarakat dan komunitas nahdliyin," tutur alumni UIN Sunan Ampel itu.
Ka'bil juga termasuk jeli memetakan kultur dan demografis daerah pemilihannya. Contohnya, dia paham betul tradisi masyarakat Surabaya dan Sidoarjo yang gemar cangkruk di warung kopi (warkop). Karena itulah, dirinya sering menyambangi warkop untuk minum kopi sambil memperkenalkan diri.
Terbukti, warkop menjadi media sosialisasi yang efektif, sebab di sana orang bebas diskusi dan bicara masalah apa saja, dari urusan politik, sebak bola sampai masalah keseharian. Bahkan menurutnya, warkop itu adalah sarana masyarakat mengeluarkan uneg-uneg dan beban hidupnya.
Enaknya sosialisasi di warkop, menurut Ka'bil, selain murah meriah juga suasananya guyub. Bahkan dengan mentraktir minum kopi dan rokok saja, kita sudah seperti saudara atau teman dekat. Padahal baru ketemu saat itu. Sehingga ketika dirinya memperkenalkan diri sebagai caleg, masyarakat menyambutnya dengan terbuka. Mereka bahkan hampir tidak percaya ada caleg yang mau cangkruk di warkop. Mereka baru percaya setelah saya berikan kartu nama atau stiker.
"Masyarakat Jawa Timur itu gemar cangkruk di warkop. Termasuk masyarakat Surabaya dan Sidoarjo. Karena itu, saya banyak nimbrung di warkop untuk sosialisasi secara non formal. Alhamdulillah, selalu diterima dengan terbuka," paparnya.
Pengagum Gus Dur itu juga paham kalau dirinya masih muda, karena itu dirinya juga menggarap segmentasi anak muda dan pemilih pemula. Media sosial seperti facebook dan twitter menjadi pilihannya. Dirinya paham betul yang namanya anak muda umumnya senang berselancar di dunia maya.
Apalagi anak muda di perkotaan seperti Surabaya dan Sidoarjo. Karena itu, dia membuat beberapa grup pertemanan di facebook untuk mensosialisasikan diri maupun visi dan misi. Strategi itu ternyata mengena, bahkan memberi kontribusi dari 56.940 total keseluruhan suara yang menghantarkannya ke Gedung Indrapura.
"Saya juga memanfaatkan media sosial waktu kampanye kemarin. Hal itu saya lakukan karena tidak semua orang bisa saya sapa secara langsung. Apalagi murah dan meriah, paling saya hanya modal pulsa," terang peraih suara tertinggi ke-3 di dapil Jatim 1 itu.
COMMENTS