PARLEMEN JATIM--Maraknya buah asal Tiongkok membanjiri Jawa Timur mengundang keprihatinan Anggota Komisi B DPRD Jatim, Mohammad Alimin. P...
PARLEMEN JATIM--Maraknya buah asal Tiongkok membanjiri Jawa Timur mengundang keprihatinan Anggota Komisi B DPRD Jatim, Mohammad Alimin. Pasalnya, upaya gubernur Jatim dengan membuat larangan masuknya produk holtikultura dengan menerbitkan pergub Nomor 22 tahun 2012 tentang pengendalian produk dan pemberdayaan usaha Hortikultura menjadi sia-sia.
”Kami mempertanyakan komitmen pihak-pihak yang memiliki kepentingan pengendalian hortikultura untuk menegakkan pergub tersebut. Kenapa buah impor bisa masuk ke Jatim,” ujar Alimin, Rabu (6/9).
Politisi Partai Golkar ini mengatakan pihaknya dalam waktu dekat pihaknya akan berkoordinasi dengan pimpinan Komisi B, agar segera memanggil leading sektor untuk pengendalian buah Tiongkok yang masuk ke Jatim.”Kami akan minta penjelasan mereka kepada mereka dan akan kami cek kecukupan akan kebutuhan buah-buahan di Jatim,”lanjutnya.
Diungkapkan Alimin, pihaknya berharap jangan sampai buah-buahan lokal asli Jatim tidak terserap pasar karena kedatangan buah impor asal Tiongkok yang masuk ke Jatim. Karena secara kualitas, buah lokal tak kalah dengan buah impor, rasanya pun lebih manis.
”Harus ada perlindungan dari Pemprov jangan sampai buah lokal asal Jatim jadi bulan-bulanan dan kalah bersaing dengan buah import,” tegasnya.
Sekedar diketahui, lemahnya pengawasan di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, membuat Jatim kebanjiran buah import, terutama asal Tiongkok. Rata-rata buah import yang masuk ke Jatim asal Tiongkok tersebut antara lain Jeruk Mandarin dengan nilai 22,9 juta dollar AS, apel dengan nilai 11,1 juta dolar AS, Pear dengan nilai 14,1 juta dolar AS, Jeruk dengan nilai 575 ribu dollar AS dan anggur senilai 515 ribu dolar AS.
COMMENTS