PARLEMEN JATIM-Sebagai organisasi massa terbesar di Indonesia, sudah mafhum Nahdlatul Ulama (NU) ditarik ke dalam pusaran politik termasu...
PARLEMEN JATIM-Sebagai organisasi massa terbesar di Indonesia, sudah mafhum Nahdlatul Ulama (NU) ditarik ke dalam pusaran politik termasuk dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (pilkada) di Jawa Timur. Ketua PB NU KH. Hasib Abdul Wahab Chasbullah mengatakan tak ada instruksi dari PB NU agar kiai atau warga NU untuk memberikan dukungan kepada kandidat cagub tertentu.
Menurut putra KH. Wahab Chasbullah ini, Ketua Umum PB NU KH. Said Aqiel Siradj juga sudah tegal menyatakan kalau NU bersikap netral dalam kontestasi pilkada. Termasuk di Jatim yang sejumlah kader NU diproyeksikan maju sebagai kandidat cagub. Karena itu, jika ada kandidat yang mengaku didukung oleh kiai NU, maka dukungan itu diberikan secara pribadi.
“Tak ada instruksi dari PB NU untuk mendukung kandidat tertentu, termasuk di Jatim yang merupakan basis NU. Kalau NU sendiri netral, kalau mendukung secara pribadi silahkan saja,” ujar kiai yang akrab disapa Gus Hasib itu, Kamis (28/9).
Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang ini mengakui realitas di bawah ada kiai yang mendukung Gus Ipul, tapi banyak juga yang mendukung Khofifah. Sebagian kiai lain memilih netral.
Menurutnya, aksi dukung-mendukung para kiai wajar saja, karena Gus Ipul itu kader NU, mantan Ketua Umum PP GP Ansor dan sekarang salah satu Ketua di PB NU. Demikian pula Khofifah, beliau adalah kader NU, Ketua Umum PP Muslimat NU yang saat ini mendapat mandat dari Presiden Jokowi sebagai Menteri Sosial.
”Ada kiai NU yang netral, ada yang ke Khofifah, ada yang dukung Gus Ipul. Semua wajar saja, karena sama-sama kader NU,” ucap pria asal Jombang itu.
Gus Hasib membeberkan, PB NU juga tidak berhak mengarahkan dukungan ke Gus Ipu atau Khofifahl.”NU itu jam’iyah dan cuma sebatas merestui kalau ada warga NU yang maju di Pilgub Jatim,”jelasnya.
Soal dukungan Kyai NU ke Gus Ipul di Sidoarjo yang menghasilkan rekomendasi agar PKB mengusung Gus Ipul, Gus Hasib mengatakan tak semuanya kiai NU menghadiri pertemuan tersebut.
“Kiai NU itu banyak, baik yang struktural mau pun tidak. Ada kiai khos, ada kiai kampung. Siapa yang mampu menggerakan kalau bukan PB NU. Tapi PB NU tidak pernah menggerakan kiai atau santri untuk kontestasi politik,” pungkas Gus Hasib.
COMMENTS