Salah satu pesan paling menarik di Misa Natal di Basilica Santo Petrus Vatikan, Paus Fransiscus menyerukan dunia untuk membangun imajina...
Salah satu pesan paling menarik di Misa Natal di Basilica Santo Petrus
Vatikan, Paus Fransiscus menyerukan dunia untuk membangun imajinasi sosial
baru. Sebab, dalam hematnya, kekuatan sosial politik di beberapa negara semakin
hari semakin ultrakanan yang anti-imigrasi. Padahal dalam imanitasnya, imigrasi
adalah ajaran yang menjadi solusi tatkala penguasa dan atau sistem negara
tempat berasal menindas penduduk. Rasa aman menjadi sangat mahal, dan nyawa
manusia begitu sangat murah.
Kisah perjalanan Maria dan Yosep dari
Nazareth ke Betlehem untuk mengikuti sensus yang diperintahkan oleh Kaisar
Augustus, pemimpin Romawi. Kisah dalam Injil tersebut menegaskan eksistensi
ajaran imigrasi dalam imanitas Katholik. Bahwa, orang asing harus disambut
dengan baik. Jelas, tak boleh sebuah negara menutup diri terhadap gelombong
imigrasi dari negara lain. Mereka yang ingin menyelematlan diri dari ancaman
penguasa tiran dan barbar, serta keinginan mendapatkan harapan hidup yang lebih
baik dari negeri asalnya yang mengalami krisis kemanusiaan dan negara tanpa
masa depan.
Berbagai perang, kerusuhan massal,
konflik berdarah antar kelompok, dan lain sebagainya, yang mengakibatkan
gelombong imigrasi antar negara. Krisis kemanusiaan di Timur Tengah menjadi
penyebab dari arus imigrasi bangsa Arab ke negara-negara Eropa. Swiss, Austria,
Jerman, dan beberapa negara Eropa lainnya, hari ini justru semakin menolak
imigrasi yang dinilai yang menjadi ancaman bagi keutuhan dan sumber daya
politik, ekonomi dan sosial penduduk setempat.
Penguasaan beberapa sumber daya politik,
ekonomi dan sosial dari kaum imigran yang memicu gerakan anti-imigrasi yang
dinilai mengancam eksistensi sumber daya penduduk lokal. Gerakan anti-imigrasi
ini kian mendapatkan momentum politik dan sosial bersamaan dengan maraknya
kasus radikalisme dan terorisme di dunia.
Maraknya kasus terorisme di Eropa, di
Perancis, Inggris, dan lain sebagainya, yang mendorong kelompok ultrakanan
untuk memenangkan pemilu. Barangtentu, kemenangannya tersebut menjadi kabar
buruk bagi masa depan dunia yang terbuka. Kelompok ultrakanan menginginkan
dunia yang tertutup kembali. Demi dan atas nama kepentingan nasional, semua
menjadi halal untuk memenangkan kepentingan dalam negeri, hatta kebijakan
anti-imigrasi.
Beberapa partai di Eropa yang mengusung
kampanye anti-imigrasi antara lain: Partai Rakyat Swiss (SVP), Partai Kebebasan
Austria (FPO), Partai Alternatif Untuk Jerman (AfD), dan lain sebagainya.
Partai-partai tersebut merupakan partai pemenang pemilu yang mendapat dukungan
luas rakyat. Anti-imigrasi merupakan cermin kegelisaan dan ketakutan bangsa
Eropa terhadap imigrasi bangsa Arab yang telah menggeser postur demografis,
sosiologis dan antropologi Eropa.
Jumlah umat Islam semakin membesar di
Eropa, yang telah mengancam dominasi agama, elite politik dan budaya original
Eropa. Jadi, seruan Paus Fransiscus untuk membangun imajinasi sosial baru, guna
mengurangi ketegangan psikologis dan politis di Eropa yang semakin tertutup
terhadap imigrasi. Bahwa, imigrasi bukan "hal terlarang" yang harus
dikampanyekan sebagai komoditas politik. Oleh sebab itu, Paus menyerukan agar
memperlakukan orang asing dengan baik. Seruan moral Paus ini tentu untuk
perdamaian dunia. Suatu dunia yang terbuka, dengan menjadikan bumi manapun
sebagai tempat bagi yang terusir, terancam dan tertindas, guna mendapat
perlindungan, keamanan dan kenyamanan dari dunia.
"Dunia damai" adalah imajinasi
sosial siapa pun, kapan pun dan dimana pun di bawah kolong jagad ini. Semua
anak manusia, tanpa terkecuali, punya cita-cita luhur untuk mewujudkan
perdamaian dunia. Tak terhitung, berbagai ikhtiar anak manusia untuk mewujudkan
perdamaian dunia tersebut. Sebab, perdamian dunia itu merupakan syarat untuk
pembangunan di segala bidang.
Mustahil, suatu bangsa dapat membangun
di segala bidang, sambil menghadapi perang, kerusuhan massal dan konflik
berdarah. Alih-alih membangun, bangsa tersebut jusru dililit spiral kekerasan
yang telah menumpahkan darah dan menimbulkan kerusakan di muka bumi.
Tuhan mengamanahkan bumi dengan segala
isinya untuk manusia, untuk sebesar-besar kesejahteraan dan kemakmuran manusia
itu sendiri.
Bukan justru sebaliknya. Bila yang
terjadi sebaliknya, berarti manusia telah berkhianat terhadap amanah Tuhan.
Maka adabnya akan datang silih berganti, sampai manusia menyadari bahwa misi
manusia diutus ke muka bumi sebagai sebagai khalifah yang diberi amanah untuk
memimpin, mengendalikan dan mengelola bumi dalam kedamaian dan kesejahteraan.
Amien!
Moch Eksan
* Pendiri Eksan Institute
**Ketua Bidang Agama dan Masyarakat Adat DPW Partai NasDem Jawa Timur
***Anggota Komisi E DPRD Jatim
COMMENTS