khofifah, gubernur terpilih, jawa timur, kurban
PARLEMEN JATIM-Gubernur Jawa Timur
terpilih periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat Jawa
Timur untuk juga memetik hikmah demokrasi dalam keluarga dalam momen Idul Adha
kali ini.
Diwawancara usai salat Ied dan
menyerahkan hewan kurban di Masjid Al Akbar Surabaya, Rabu (22/8), Khofifah
menyampaikan bahwa ada dua hal yang bisa dipetik dalam hari raya kurban.
Pertama tentang bagaimana ketakwaan
seseorang Nabi Ibrahim atas perintah Allah yang disampaikan lewat mimpi untuk
menyembelih putranya Nabi Ismail. Perintah itu dilaksanakan dengan iklas
oleh Nabi Ibrahim dengan dasar keimanan yang kuat.
Sedangkan kedua adalah bagaimana
komunikasi antara ayah dan anak yang menyimbolkan adanya demokrasi yang kuat
dalam keluarga.
"Jadi saat Nabi Ibrahim mengatakan
kepada Nabi Ismail kalau saya bermimpi bahwa saya membunuhmu apa pendapatmu itu
yang disampaikan Nabi Ibrahim kepada Nabi Ismail," kata Khofifah.
Menurut Khofifah hal itu merupakan
pembelajaran bagi seluruh keluarga umat muslim bahwa sebenarnya demokrasi dalam
keluarga itu sudah selayaknya dibangun.
"Seluruh orang tua sebaiknya
mengajak anaknya diskusi. Menurut saya itu adalah refleksi yang juga
patut kita petik," imbuhnya.
Dikatakan wanita yang juga mantan Menteri
Sosial ini, nilai demokrasi keluarga itu kerap terlewat.
Padahal menurutnya demokrasi menjadi
salah satu pondasi dalam mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah
dengan saling menghormati dan menghargai pendapat diantara anggota keluarga.
Dalam kesempatan penyerahan hewan kurban
pagi ini, Khofifah tampak didampingi ketiga anaknya. Yaitu Patimasang,
Jalaluddin Mannagali, dan juga Yusuf Mannagali.
Secara simbolis Khofifah menyerahkan
hewan kurbannya kepada Direktur Tarbiyah Masjid Al Akbar Surabya H Abdul Said
Syarifuddin.
"Kurban ini kembali akan jadi
penguat kepedulian sosial kita. Bahwa pembagian hewan kurban bukan hanya untuk
masyarakat muslim tapi untuk seluruh masyarakat terutama mereka yang kurang
mampu dan kurang gizi," ucap Khofifah.
Tidak hanya itu, menurut Ketua Umum
Pimpinan Pusat Muslimat NU tersebut, sesuatu yang baru di Masjid Al Akbat ini
adalah dari sistem pembagian daging kurbannya. Masyarakat tidak mengambil
daging kuban di sini, tapi dagingnya dibagi menurut peta kekeurangan
gizi.
"Serta hewan kurbannya tidak
dipotong hari H, tapi dipotong di hari pertama tasrikh. Dimana ini akan
dijadikan wisata kurban dan kembali ada edukasi dan pencerahan kepada masyarakat,"
pungkas Khofifah. (day)
COMMENTS