PARLEMEN JATIM-Program Pemprov Jawa Timur yang menganggarkan dana Rp19 miliar untuk mendukung pembentukan Sekolah Menengah Kejuruan (SM...
PARLEMEN JATIM-Program Pemprov Jawa
Timur yang menganggarkan dana Rp19 miliar untuk mendukung pembentukan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
dinilai Komisi E DPRD Jatim sebagai ide yang bagus.
Suli Da'im Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim
mengatakan, harus ada regulasi khusus bagi BLUD SMK untuk memudahkan Kepala
Sekolah mengelola unit usaha sekolah. Karena itu, pihaknya berharap ada
regulasi berupa rancangan peraturan daerah (Raperda).
"Dengan adanya Raperda ini, Kepala
Sekolah bisa menunjuk orang lain, guru, atau melatih anak-anak didik ini untuk
menangani manajerial usaha sekolah," kata, anggota Fraksi PAN itu.
Sementara itu, kolega Suli Dai’m di
Komisi E, Artono lebih menyoroti soal problematik BULD SMK. Bendahara Fraksi Partai
Keadilan Sejahtera (F-PKS) itu mencontohkan hasil produksi siswa SMK berupa
makanan, misalnya, akan sulit mendapatkan izin edar dari BBPOM. Pasalnya,
sekolah tidak punya hak mendirikan unit usaha.
"Ini kan ceritanya SMK-SMK tersebut
harus mandiri. Masalahnya SMK yang ada hanya mampu membuat produk saja
sayangnya mereka sering kebingungan jika berhadapan dengan persoalan pemasaran,"
tandas Artono.
Artono melanjutkan, artinya kalau mereka
tidak bisa memasarkan, akan sia-sia saja anggaran itu disiapkan.
"Karenanya ada tiga hal yang harus dibentuk agar SMK ini berhasil. Pertama
siapkan investasi seperti pabrik, mesin terkait produksi, yang ke-2
siapkan investasi untuk distribusi. Seperti armada, kantor pemasaran. Dan yang
ke-3, yang paling penting yaitu menyiapkan marketing untuk promosi dan
lain-lain," urai politisi berlatar pengusaha itu.
Anggota Dewan asal daerah pemilihan
Jember dan Lumajang ini mengakui, biayanya memang jauh lebih besar dari biaya
produksi. Namun jika 3 hal ini tidak dilakukan maka SMK BULD ini tidak akan
bisa berjalan.
Perusahaan-perusahaan besar itu, kata
Artono sangat gampang menjual produknya karena memahami 3 formula itu.
"Nah jangan seperti industri industri kecil kita yang hanya bisa
memproduksi saja tetapi selalu bingung pada saat fase penjualan. Memang sih ada
yang laku namun tidak seberapa hasilnya," katanya.
Anggota Komisi yang membidangi
pendidikan , kesehatan., dan tenaga kerja ini mengakui dari hasil kunker ke
SMK-SMK, produk mereka tergolong bagus mereka mampu membuat produk yang
baik. Tapi kelemahannya selalu di pemasaran.
"Karena itu maka Pemprov Jatim harus
berani membuat semacam holding company atau BUMD khusus untuk menjual produk
hasil dari SMK dengan personal yang kapabel. Orang-orang yang profesional maka
produk-produk dari SMK ini akan mampu dipasarkan dan menghasilkan pemasukan
yang luar biasa dengan catatan pembentukan BUMD ini bukan sekedar bagi-bagi
jabatan saja," harapnya. (day)
COMMENTS