Parlemen Jatim-Sosialisasi empat pilar kembali dilaksanakan oleh anggota MPR RI, Andreas Eddy Susetyo. Kali ini acara diadakan di Sawojajar ...
Parlemen Jatim-Sosialisasi empat pilar kembali dilaksanakan oleh anggota MPR RI, Andreas Eddy Susetyo. Kali ini acara diadakan di Sawojajar 2 Kedung Kendang, Kota Malang pada Senin 20 Juli 2020.
Karena acara ini diadakan bersamaan dengan pandemi Covid-19, maka peserta yang hadir hanya di batasi 75 peserta dengan memperhatikan protokol kesehatan. Acara ini dilaksanakan oleh Raya Institute dan dihadiri oleh Andreas Eddy Susetyo, selaku anggota MPR secara daring.
Dua pembahasan yang muncul dalam sosialisasi empat pilar yang diberi judul “Ekologi Demokrasi: Membangkitkan Kekuatan Pancasila” yaitu kemampuan Pancasila menjawab tantangan pandemi Covid-19 yang sekarang melanda. Serta polemik pembahasan Rancangan Undang-Undang Haluan Idiologi Pancasila (RUU HIP) yang sampai sekarang masih menjadi pertanyaan publik.
Menurut Andreas Eddy Susetyo Pancasila mampu menjawab tantangan pandemi Covid-19 yang sekarang melanda, ketika Pancasila mampu menjadi kekuatan jiwa rakyat Indonesia.
"Jiwa ini akan menyatu dalam semangat kebersamaan dan solidaritas publik dalam melawan pandemi. Dalam sila pertama hingga kelima, semua merepresentasikan eksistensi otentik manusia Indonesia. Dengan semangat ini tantangan apapun bisa dijawab, termasuk Covid-19," tutur Andreas.
Andreas juga menyinggung RUU Haluan Idiologi Pancasila (HIP). Ia menyoroti lemahnya implementasi Pancasila dalam sistem hukum Indonesia, seluruh peraturan perundang-undangan seharusnya mampu menjabarkan sila-sila pada Pancasila.
Adapun legalitas. Pancasila telah diadopsi di Pembukaan UUD 1945, juga pada UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Termasuk dirawat melalui pelbagai Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam pengujian undang-undang yang menjadikan Pancasila sebagai tolok ukur pengujian.
Karena itu, persoalan yang paling penting adalah bagaimana memastikan Pancasila menjadi perilaku sosial seluruh komponen bangsa Indonesia.
"Bila Pancasila sudah melembaga pada individu rakyat Indonesia, maka akanbmuncul sikap anti korupsi, anti ketidakadilan, anti diskriminasi, penghormatan hak asasi manusia dan menghargai kemajemukan. Hal ini akan menjadi identitas bagi semua penyelenggara negara maupun warga negara," pungkas alumni ITS tersebut. (day)
COMMENTS