Nurhayati Ali Assegaf (wikipedia) PARLEMEN JATIM-Setelah didominasi tokoh Jawa Timur yang sudah mengakar seperti Khofifah Indar Parawan...
Nurhayati Ali Assegaf (wikipedia) |
PARLEMEN JATIM-Setelah didominasi tokoh Jawa Timur yang sudah
mengakar seperti Khofifah Indar Parawansa, Tri Rismaharini dan Saifullah Yusuf,
kini kandidat Calon Gubernur Jatim bertambah satu figur lagi. Nama anyar itu
adalah Nurhayati Assegaf yang saat ini menjabat Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat.
Munculnya nama Nurhayati dalam bursa Pilgub Jatim 2018
dinilai merupakan fenomena baru yang bisa merubah konstelasi politik di Jawa
Timur. Analisa itu disampaikan pengamat Politik dari Universitas Airlangga
(Unair) Surabaya, Airlangga Pribadi Kusman. Lulusan Doktor ilmu politik Murdoch
University itu mengatakan munculnya Nurhayati Assegaf bisa menjadi kuda hitam
bagi para bakal calon Gubernur Jatim lainnya.
“Beliau
bisa jadi kuda hitam bagi calon lain. Pilihan Demokrat ke Nurhayati Ali Assegaf serba
mungkin, terlebih yang bersangkutan dekat
dengan Cikeas, baik Pak SBY dan Bu Ani. Selain itu juga cerdas dan punya
kepemimpinan yang baik,” terang Airlangga Pribadi.
Direktur Eksekutif lembaga penelitian The Initiative itu melanjutkan, untuk mendongkrak popularitasnya tentunya perlu kerja keras dari Nurhayati agar bisa lebih dikenal dengan masyarakat. Meski kemunculan Nurhayati dikancah Pilgub Jatim tergolong mepet, tapi bukan tidak mungkin popularitas dan elektabilitasnya bisa didongkrak dengan kerja politik yang tinggi dan terukur.
Terlebih, Nurhayati adalah anggota parlemen yang berasal dari
daerah pemilihan Jawa Timur V yang meliputi Kabupaten Malang, Kota Malang dan
Kota Batu. Dengan begitu dia punya modal suara yang berasal dari konstituen di
dapil. Kalau didukung mesin dan jaringan Partai Demokrat, basis pemilih di
daerah lain bisa dijangkau.
”Ini waktunya mepet sekali sehingga perlu kerja keras dia untuk menaikkan elektabilitasnya. Ia harus intensif turun ke masyarakat di luar dapil Malang. Dengan dukungan data dan strategi yang terukur, saya kira Bu Nur bisa lebih diterima masyarakat Jatim,” papar pria asli Jombang ini.
Alumni Magister Universitas Indonesia (UI) ini mengingatkan, Jawa
Timur ini adalah provinsi yang religius. Ribuan pondok pesantren dengan jutaan
santri tersebar di 38 kabupaten/kota. Karena itu, bila Nurhayati mau maju dalam
Pilgub Jatim, ia harus memperkenalkan diri kepada para kiai, baik kiai besar
maupun kiai kampung. Sebab, mereka punya pengaruh besar di masyarakat.
”Dia (Nurhayati-red) harus datang ke pondok pesantren
Sowan ke ulama, tokoh masyarakat, sebab
mereka adalah pemimpin informal yang punya pengaruh di bawah,” pungkas
Airlangga.
Terpisah, Nurhayati Ali Assegaf mengaku dirinya masih menjajaki
maju dalam Pilgub Jatim. Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP)
DPR RI itu menjelaskan, sejumlah pihak mendorongnya maju Pilgub Jatim untuk
meneruskan keberhasilan Pakde Karwo selama 10 tahun memimpin Jawa Timur.
Menurut Presiden International Humanitarian and Law (IHL), sebuah
komisi hukum dan kemanusian pada Persatuan antar Parlemen se-Dunia (IPU) ini,
Pakde Karwo adalah kader Partai Demokrat, jadi wajar kalau beliau diteruskan
oleh kader Demokrat juga.
“Saya ini selain pengagum Pak SBY juga Pakde Karwo. Pakde Karwo
berhasil memimpin Jawa Timur, alangkah baiknya kalau keberhasilan itu
dilanjutkan oleh kader Demokrat juga,” pungkas Nurhayati.
COMMENTS