Dr. Basa Alim Tualeka PARLEMEN JATIM-Pemerintah diminta turun tangan menyikapi melonjaknya harga sembilan bahan pokok (sembako). Lonjak...
Dr. Basa Alim Tualeka |
PARLEMEN
JATIM-Pemerintah diminta turun tangan menyikapi melonjaknya harga sembilan
bahan pokok (sembako). Lonjakan kerap terjadi selama Ramadhan dan Hari Raya
Idul Fitri di beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
"Urusan
harga sembako, wajib bagi pemerintah untuk turun tangan. Kalau tidak bisa
bahaya," kata Ketua Umum Kadin Paradigma Baru Jatim, Basa Alim Tualeka,
Jumat (2/6).
Menurutnya,
pemerintah harus menguasai pasar. Sebab, jika pasar dikuasai rakyat, maka akan
mudah dipermainkan oleh tengkulak. Bila perlu pemerintah bersinergi dengan
provinsi lain dalam rangka menstabilkan harga.
"Misalnya,
provinsi yang kelebihan bawang merah atau putih, bisa diminta untuk mengirim ke
provinsi yang kekurangan stok. Pemerintah jangan hanya berpatok pada situasi
jangka pendek. Jangka panjang juga perlu dipikirkan," ucap pengusaha asal
Indonesia Timur tersebut.
Dia menilai
kartel itu bagus, tapi kalau sudah memainkan harga, maka memberatkan
masyarakat. Kenaikan harga sembako akhir-akhir ini, dipicu oleh hukum suplly
and demand para mafia kartel. Mereka mempraktekan perdagangan hingga
pendistribusian bahan pokok jelang ramadan hingga lebaran 2017.
"Perdagangan
bahan pokok di Jatim sarat akan permainan, sehingga dengan mudah memainkan
harga bahan pokok menjelang ramadan dan lebaran. Terkadang lonjakan harga bisa
mencapai 3 kali lipat, sehingga mencekik leher masyarakat di bawah,"
jelasnya.
Pihaknya
mengimbau kegiatan operasi pasar yang dilakukan pemerintah harus tepat sasaran.
Terutama di pasar-pasar yang dekat pemukiman, bukan pasar induk atau pasar
besar yang selama ini terjadi.
"Jangan
operasi pasar yang mudah dijangkau masyarakat, tapi masyarakat perkotaan. Ini
yang sering kita jumpai selama ini dan berharap Disperindag Jatim melakukan
evaluasi tata cara operasi pasar agar tepat sasaran," kata pria yang akrab
dipanggil Obasa ini.
COMMENTS