Baddrut Tamam, S. Psi PARLEMEN JATIM-Langkanya garam di pasaran langsung direspon legislator asal Pulau Garam, Madura, Baddrut Tamam. P...
Baddrut Tamam, S. Psi |
PARLEMEN JATIM-Langkanya garam di pasaran langsung direspon legislator asal Pulau Garam, Madura, Baddrut Tamam. Politisi PKB kelahiran Pamekasan itu minta agar pemerintah memperbaiki infrastruktur dan regulasi untuk petani garam. Karena saat ini produksi garam menurun dari 174 ton/tahun kini turun 132 ton/tahun yang diakibatkan minimnya jumlah petani garam dan akibat curah hujan yang tinggi.
Politisi yang akrab disapa Tamam itu menegaskan selama ini petani garam menggunakan secara tradisional dalam pembuatan garam. mereka tergantung pada iklim. Meskipun disatu sisi Indonesia memiliki lautan yang luas daripada Cina, India dan Australia sebagai negara tujuan impor Indonesia selama ini.
"Yang terpenting pemerintah menyediakan infrastruktur yang baik, dimana pembuatan garam dilakukan dengan menggunakan tekhnologi modern sehingga tidak tergantung pada matahari. Regulasi soal harga garam juga harus diatur, karena selama ini sangat murah sehingga tidak menjamin kehidupan petani garam,"tegas anggota Komisi C itu, Senin (24/7).
Karena itu, pihaknya berharap agar pemerintah membuat terobosan terkait kelangkaan garam di pasaran. Terkait impor, pihaknya tidak ada masalah sepanjang stok dalam negeri minim dibanding dengan kebutuhan.
"Tapi dipastikan impor dibatasi dan Indonesia sudah mampu memproduksi sendiri sehingga dapat mengekspor yang dilakukan sejak sebelum kemerdekaan,"lanjutnya.
Sementara itu, Gubernur Jatim, Soekarwo mengaku stok garam secara nasional mengalami kekurangan akibat iklim. Paahal sebelumnya 174 ton/tahun kini hanya sekitar 132 ton/tahun.
"Sesuai hukum yang ada, ketika ada kekurangan maka perlu impor. Tapi kalau berlebih maka dilakukan ekspor," ujarnya gamblang.
COMMENTS