PARLEMEN JATIM-Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Jawa Timur menggelar Apel Hari Kesaktian Pancasila. Kegiatan itu dihadiri 1500 o...
PARLEMEN JATIM-Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Jawa Timur menggelar Apel Hari Kesaktian Pancasila. Kegiatan itu dihadiri 1500 orang kader Gerindra, termasuk di dalamnya 200 orang anggota legislatif dari Fraksi Gerindra se-Jawa Timur.
"Gerindra ingin membangkitkan semangat nasionalisme masyarakat Jawa Timur, dengan menggelar Apel Kesaktian Pancasila" papar Ketua DPD Partai Gerindra, Soepriyatno, Minggu (1/10).
Lebih lanjut dikatakan Politisi yang kini menjabat sebagai pimpinan Komisi XI DPR RI ini, Gerindra memilih lokasi Apel di Monumen Trisula - Bakung Blitar ini, karena tempat ini bersejarah, sekaligus mengedukasi ke masyarakat tentang pentingnya semangat berideologi Pancasila.
Apel ini penting untuk di gelar, karena merupakan bagian dari konsolidasi partai untuk menghadapi perhelatan pilkada serentak dan pemilu 2019. Seperti di ketahui pilkada jawa timur akan di gelar Juli 2018, untuk memilih gubernur dan wakil gubernur baru.
Selain menggelar Apel, malamnya bersama masyarakat dan Koramil Bakung dilakukan kegiatan Doa Tahlil Istighosah serta Nontong Bareng Film Pengkhianatan G 30 SPKI.
"Kami siapkan banyak doorprize, hadiah yang akan di bagikan kepada masyarakat yang hadir. Ada sepeda, peralatan dapur, payung dan alat kebutuhan rumah tangga," jelas Hendro Tri Subiyantoro, Wakil Ketua Bidang Komunikasi DPD Gerindra Jawa Timur.
Pasca Apel Kesaktian Pancasila, peserta yang merupakan kader penggerak Garda Merah Putih (GMP) DPD partai Gerindra Jatim melakukan bhakti sosial di lingkungan Monumen Trisula.
"Seluruh kader akan membersihkan Monumen, Lapangan dan masjid, ini bhakti dan pengabdian kami, Gerindra Jatim untuk masyarakat di Bakung Blitar." tegas Komandan GMP Jawa Timur, Hidayat.
Blitar Selatan dipilih sebagai pusat kegiatan karena memiliki catatan panjang dalam penumpasan PKI. Sejak tahun 1972 pemerintah mendirikan Monumen Trisula untuk mengingat sejarah penumpasan pemberontakan PKI melalui Operasi Trisula. Pasca Orde baru tumbang, Monumen Trisula tidak banyak dilirik orang. Sebelumnya setiap bulan september -oktober selalu di gelar upacara dan berbagai kegiatan yang cukup meriah.
COMMENTS