PARLEMEN JATIM-Puluhan petambak garam asal pulau Madura mendatangi pelabuhan Tanjung Perak. Kedatangan mereka ingin mengecek langsung keb...
PARLEMEN JATIM-Puluhan
petambak garam asal pulau Madura mendatangi pelabuhan Tanjung Perak. Kedatangan
mereka ingin mengecek langsung keberadaan garam impor yang tiba di dermaga
Jambrud, karena khawatir bocor di pasaran. Dengan didampingi anggota Komisi B
DPRD Jatim, para petambak menyaksikan bongkar muat garam impor dan memang garam
untuk industri.
"Sejak kabar
impor garam sampai ke masyarakat, sekarang harga garam turun menjadi Rp 2 ribu
per kilogram. Padahal seminggu lalu masih Rp 2700 per kilonya, " kata
Ubaidillah, ketua Aliansi Masyarakat Garam (AMG) Sumenep, Rabu (31/1/2018).
Aktivis yang akrab disapa
Ubed itu mengatakan, petambak garam di Madura tidak melarang garam impor
asalkan sesuai dengan ketentuan. Pasalnya, jika impor itu dilakukan melebihi
kuota bisa menyebabkan harga garam lokal anjlok.
"Kita tidak anti
terhadap garam impor asalkan sesuai dengan kebutuhan dan tidak tercecer ke
pasaran,” ujar Ubed.
Para petambak juga
menuding, pemerintah pusat tidak transparan dalam menyampaikan kuota impor
garam. Karena selama ini, kuota garam impor cenderung meningkat setiap
tahunnya.
"Kami sudah
menanyakan kepada pemerintah seperti Kementerian Perindustrian, Perdagangan dan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), tetapi tidak ada pemberitahuan yang
jelas," katanya lagi.
Ubed melanjutkan,
pihaknya khawatir garam impor yang datang untuk sektor industri bocor ke
masyarakat. Karena itu, dia meminta agar pemerintah membentuk Satuan
Tugas (Satgas) untuk mengatasi masalah itu.
"Harus ada
tindakan tegas dari pemerintah dengan membentuk Satgas Pangan. Kalau ada
perembesan kebutuhan industri dan untuk konsumsi maka harus dilakukan tindakan
tegas," tandas pria asli Sumenep ini.
Puluhan petambak
terlihat masuk ke dalam dermaga untuk mengecek kapal barang yang bersandar.
Kapal tersebut terlihat akan menurunkan garamnya ke truk yang sudah diparkir
berjejer disebelah kapal.
Sementara itu, Ketua
Komisi B DPRD Jawa Timur, Achmad Firdaus Fibrianto mengakui bahwa ada
kapal garam impor yang bersandar di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
"Kita sudah
melihat fisik garamnya, memang termasuk garam impor," kata politisi
Gerindra tersebut.
Sementara itu, anggota
Komisi B DPRD Jatim lainnya, Agus Maimun berharap agar impor garam yang masuk
Jawa Timur tidak merusak harga garam lokal. Karena itu, dalam waktu
dekat, pihaknya akan memanggil instansi yang berwenang agar masalah tersebut
bisa segera dicari solusinya.
"Sebenarnya kita
tidak menolak garam impor asalkan peruntukannya jelas. Kalau garam impor itu
merugikan rakyat maka ini yang tidak dikehendaki
Dikatakannya, stok
garam lokal pertahun mencapai 1,1 juta ton di Jatim. Sedangkan, kebutuhan garam
industri di Jatim mencapai 500 ribu ton pertahun.
"Karena itu kita mempertanyakan
untuk apa impor garam sebanyak 2,7 ton pertahun. Untuk apa," imbuh Ketua
Fraksi PAN itu.
COMMENTS