PARLEMEN JATIM-Tewasnya guru SMAN 1 Torjun Sampang karena dianiaya siswa mendapat perhatian dari Mochamad Eksan. Menurut anggota Komisi...
PARLEMEN
JATIM-Tewasnya guru SMAN 1 Torjun Sampang karena dianiaya siswa mendapat
perhatian dari Mochamad Eksan. Menurut anggota Komisi E DPRD Jatim ini,
peristiwa tersebut adalah potret buram pendidikan di Jawa Timur. Almarhum
Akhmad Budi Cahyono menghembuskan napas setelah dianiaya oleh siswa kelas XI di
sekolah itu yang berinisial MH.
Eksan
menilai, betapa moral anak didik dalam relasi sosial antara guru dan murid,
pada posisi titik nadhir. Sebab, semua ajaran moral di dunia ini, baik yang
berasal dari ajaran agama maupun budaya masyarakat, menggariskan anak didik
menghormati guru. Syeikh Al-Zarnuji, penulis Kitab Ta'limul Muta'allim, wa min
ta'dzhimil 'ilmi ta'dhimul ustadz (sebagian dari (etika) menghormati ilmu
pengetahuan, adalah menghormati guru).
“Alih-alih
memukul guru, membantah perintah guru saja tak boleh. Apalagi, guru sampai
masuk ke rumah sakit atau meninggal dunia, akibat menjadi korban kekerasan anak
didik. Ini sungguh potret buram pendidikan yang harus dibenahi bersama,” tutur
Eksan, Jumat (2/2).
Pengasuh Pondok
Pesantren Mahasiswa Nurul Islam II, Jember ini mengungkapkan, anak didik pelaku
kekerasan terhadap guru, bukan hanya akan gagal dalam memperoleh ilmu
pengetahuan. Malah perilaku suul adab tersebut berakibat fatal, gagal dalam
hidup. Ia tak akan memperoleh barokah ilmu pengetahuan akan justru laknah dari
ilmu pengetahuan tersebut.
Eksan melanjutkan, guru adalah mata
rantai ilmu pengetahuan dari satu generasi ke generasi yang lain. Sebagai
mata rantai, ia tentu bukan hanya penghubung intelektual, tapi moral dan
spiritual sekaligus. Posisi guru adalah pewaris para nabi yang membawa ajaran
Islam, melakukan amar makruf nahi mungkar.
“Guru itu lentera hidup bagi manusia.
Cerah atau gelap hidup seorang manusia bergantung pada konsistensi murid dalam
meneladani guru. Karena itu, negara harus memberikan jaminan keselamatan dan
kesejahteraan guru. Jangan sampai kasus semisal terjadi lagi. Ini justru harus
menjadi pelajaran berharga agar Jawa Timur "ramah" guru,” ujar alumni
HMI Jember ini.
Terkait, tindakan kekerasan siswa di
Sampang yang berimbas hilangnya nyawa sang guru, Eksan mengaku ikut berduka.
Terlebih korban adalah alumni HMI sebagaimana dirinya. Politisi NasDem ini juga
menilai tindakan siswa itu sangat tak etis, bahkan merupakan perbuatan melawan
hukum. Namun demikian, proses penanganan tindakan kekerasan siswa, selain
memperhatikan aspek etis dan yuridis, tapi juga harus memasukkan aspek
pendidikan di dalamnnya.
“Sebagai
sesama pendidik, saya ikut berduka cita dengan tewasnya saudara Budi. Apalagi
Almarhum juga sesama kader HMI. Tapi tidak boleh ada motif balas dendam dalam
penegakkan hukum terhadap pelaku. Mengingat yang bersangkutan masih tergolong
anak-anak. Semoga dengan adanya pembinaan, selepas menjalani hukuman pelaku
bisa menjadi insan yang lebih baik,” pungkas Eksan.
COMMENTS