PARLEMEN JATIM-Peluang Jenderal TNI (purn) Gatot Nurmantyo maju dalam kontentasi calon presiden dinilai sangat berat. Bahkan Partai Persa...
PARLEMEN JATIM-Peluang Jenderal TNI (purn) Gatot Nurmantyo maju dalam
kontentasi calon presiden dinilai sangat berat. Bahkan Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) meyakini bahwa Pilpres nanti akan menjadi “rematch” atau
tanding ulang antara Jokowi dengan Prabowo.
“Saya masih yakin kontestan Pilpres tinggal dua nama, Jokowi dan Prabowo. Untuk calon lain sulit rasanya bersaing,” kata Ketua Umum DPP PPP Romahurmuzziy, Jumat (16/3).
Berbicara usai menjadi dosen tamu di FISIP Unair Surabaya, orang nomor satu di PPP ini menyatakan bahwa pada Pilpres nanti juga sulit muncul poros baru atau disebut poros ketiga.
Politisi yang akrab disapa Gus Rommy ini meyakini hanya ada dua poros, Partai yang mendukung Jokowi dan Partai yang mendukung Prabowo.
Melihat kondisi ini, lanjutnya, maka
sulit bagi Gatot untuk mendapatkan parpol. Sebab, konteks pilpres Tahun 2019
nanti sudah jelas mengerucut tinggal dua poros saja.
“Tidak ada opsi lagi untuk melahirkan
alternatif poros lagi,” ujar Rommy.
Anggota DPR RI ini mengungkapkan, dari seluruh parpol, tinggal Partai Demokrat saja yang sampai sekarang belum menentukan sikap. Sedangkan Parpol lainnya sudah jelas sikapnya.
“Jadi, kalau saya menghitung petanya tidak akan jauh beda dengan peta pilpres Tahun 2014 lalu, orangnya akan sama,” imbuhnya.
Namun, Rommy juga bisa memahami bila ada masyarakat yang mendorong Purnawirawan TNI maju dalam pencalonan. Sebab, itu hak konstitusi setiap warga negara untuk dicalonkan.
Selain itu, katanya, dalam sejarah TNI juga sudah pernah berkuasa 42 Tahun, yakni di era Soeharto 32 tahun dan era SBY yang sampai dua periode atau 10 tahun.
“Jadi sangat wajar bila masyarakat yang menginginkan TNI berkuasa kembali lewat pencalonan purnawirawan, meskipun itu sangat sulit bisa terwujud,” ujarnya.
Politisi yang gemar bermain musik ini menambahkan, sikap PPP sendiri jelas.
Sejak awal sudah mencalonkan Presiden Jokowi untuk maju kembali. “Bahkan, sejak
awal PPP sudah mendeklarasikan itu, sebelum Partai Golkar dan yang lain,"
pungkas alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut. (day)
COMMENTS