PARLEMEN JATIM-Kondisi alam di Jawa Timur bagian Selatan memang terkenal ekstrem. Tak heran, hujan sedikit saja tanah di atas bukit akan ...
PARLEMEN JATIM-Kondisi
alam di Jawa Timur bagian Selatan memang terkenal ekstrem. Tak heran, hujan
sedikit saja tanah di atas bukit akan longsor ke bawah menutupi jalan. Kondisi
itu terjadi karena bukit yang berada di atas jalan raya memiliki tingkat
kemiringan hingga 95 derajat. Karena itu longsor bisa terjadi kapan saja.
Kondisi
itu mendapat perhatian dari Giyanto, Anggota DPRD Jawa Timur asal daerah
pemilihan Jatim VII yang terdiri dari Kabupaten Ngawi, Magetan, Trenggalek,
Ponorogo dan Pacitan. Politisi PDI Perjuangan itu meminta Pemprov Jatim,
khususnya Bina Marga agar menyiagakan alat berat untuk membersihkan tanah
longsor yang menutupi jalan.
“Saya
mengusulkan perlu ada posko siaga yang dilengkapi alat berat. Sebab, longsor
bisa terjadi setiap saat. Terlebih saat cuaca ekstrem seperti saat ini,” tutur
Wakil Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan itu, Senin (5/3).
Giyanto
memberi perhatian khusus pada jalan wilayah Kabupaten Ponorogo dan Pacitan.
Wilayah itu tergolong rawan bencana, terutama banjir dan tanah longsor. Dalam
bulan ini saja tercatat sudah terjadi lima kali longsor terjadi. Kondisi itu
tentunya mengganggu aktifitas warga, baik keseharian maupun perdagangan.
Politisi
asal Pacitan ini mengakui, untuk mengatasi longsor di jalur Ponorogo dan
Pacitan memang tidak mudah. Karena harus mengepras bukit yang kemiringannya 95
derajat menjadi setidaknya 45 derajat. Langkah itu pun membutuhkan biaya yang
tak sedikit, karean itu butuh bantuan dana APBN.
“Solusi
lainnya memindahkan rute jalan ke tempat yang tidak berada di balik bukit.
Namun hal itu juga tidak mudah dan butuh anggaran besar. Karena itu, yang
paling ideal saat ini adalah menyiagakan alat berat di sekitar lokasi untuk
membersihkan longsor,” imbuh Giyanto.
Alumni
aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ini juga menyikapi pilkada
serentak yang akan dilaksanakan pada tanggal 27 Juni mendatang, baik pilkada
kabupaten/kota maupun pilgub. Khusus di wilayah Jatim VII, pilkada akan digelar
di Kabupaten Magetan. Sedangkan pilgub, dilaksanakan merata di seluruh wilayah
Jawa Timur termasuk yang meliputi dapil Jatim VII.
Ia
berharap persaingan dalam pilkada maupun pilgub tidak membuat perpecahan di
masyarakat. Jangan sampai ada yang menggunakan isu bernuansa suku, agama, ras
dan antargolongan (SARA). Karena prinsipnya, kontestasi politik ini adalah
sebuah kompetisi merebut simpati rakyat. Sebab itu, kalah dan menang adalah
suatu hal yang biasa.
“Siapapun
yang menang harus didukung, karena itu jangan sampai pilkada membuat masyarakat
terpecah. Jawa Timur harus tetap guyub dan rukun,” ujar politisi yang akrab
disapa Mas Antok itu.
COMMENTS