PARLEMEN JATIM-Peran perempuan yang sebelumnya hanya ada dibalik layar, saat ini perannya sudah beralih ke garis depan. Perempuan yang...
PARLEMEN JATIM-Peran perempuan yang
sebelumnya hanya ada dibalik layar, saat ini perannya sudah beralih ke
garis depan. Perempuan yang semula hanya merupakan unsur pendukung, saat
ini justru menjadi aktor utama dalam kegiatan berbangsa dan bernegara, termasuk
dalam kegiatan politik.
Kebangkitan para perempuan dalam bidang
politik di era Millenial ini cukup fenomenal dan mewarnai jalannya roda
pemerintahan. Bila meminjam istilah gaul anak muda saat ini kebangkitan
itu disebut The Power of Emak-Emak.
Pengamat politik dari Universitas
Airlangga (Unair) Surabaya, Airlangga Pribadi Kusman menilai para perempuan
saat ini perannya sangat signifikan. Mereka yang awalnya hanya sub ordinat atau
unsur pendukung, kini justru menjadi peran utama sebagai pengambil
kebijakan di pemerintahan.
"Istilah kekiniannya The Power of
Emak-Emak. Ini bukan hanya sekedar emansipasi perempuan tapi kebangkitan
perempuan, " tutur CEO The Initiative itu, dalam dialog bertema
Kepemimpinan Srikandi-Srikandi Dalam Panggung Politik di Gedung A FISIP Unair,
Kamis (19/7).
Airlangga Pribadi melanjutkan, The
Iniatiative Institute melihat dan mengamati ada empat tokoh perempuan yang
kiprahnya sangat mewarnai dalam kehidupan bermasyarakat. Kiprah mereka
juga selalu menyedot perhatian dan menjadi konsumsi berita publik.
Mereka itu adalah, Sri Mulyani
Indrawati (Menteri Keuangan), Retno Marsudi (Menteri Luar Negeri), Susi
Pudjiastuti (Menteri Kelautan dan Perikanan) serta Khofifah Indar Parawansa
(Gubernur Jatim terpilih).
"Keempat figur ini sudah terbukti
kapabilitas dan pengaruhnya dalam dunia politik. Namun Khofifah punya nilai
plus, karena memiliki basis massa," imbuh dosen FISIP Unair
tersebut.
Sementara itu, Dwi Astuti dosen
Universitas Sunan Giri (Unsuri) Surabaya menjelaskan, kebangkitan
perempuan dalam politik atau ThebPower of Emak-Emak khususnya di Jawa Timur
sangat terasa pada Pilkada 2018. Terbukti dari 18 Pilkada di Jatim plus
Pilgub, ada tujuh perempuan yang terpilih menjadi kepala daerah. Satu
diantaranya Khofifah Indar Parawansa yang terpilih menjadi Gubernur Jatim
periode 2019-2024.
Dwi menambahkan, mayoritas
perempuan yang terpilih sebagai kepala daerah berasal dari ormas Muslimat NU.
Jumlah itu akan bertambah bila dihitung kader Muslimat NU yang terpilih pada
Pilkada 2015. Karena itu, bisa disimpulkan kebangkitan perempuan
berdampak positif pada kebangkitan Muslimat NU. Hal itu tak lepas dari peran
Muslimat NU sebagai ormas perempuan berbasis NU yang concern pada kegiatan
pemberdayaan perempuan.
"Kebangkitan perempuan dalam kancah
politik di Jawa Timur juga merupakan kebangkitan Muslimat NU, yang tak lepas
dari Khofifah Effect," tutur politisi perempuan NU ini. (day)
COMMENTS