PARLEMEN JATIM-Lima kader Muslimat NU berhasil memenangkan pertarungan dalam Pemilihan Kepala Daerah serentak 2018. Kelima kader Muslima...
PARLEMEN JATIM-Lima kader Muslimat NU
berhasil memenangkan pertarungan dalam Pemilihan Kepala Daerah serentak 2018.
Kelima kader Muslimat yang berhasil memenangkan pertarungan itu adalah adalah
Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa yang terpilih menjadi
Gubernur Jawa Timur 2019-2024.
Kemenangan Khofifah di Pilgub
Jatim diikuti kader Muslimat yang bertarung di Pilkada Kabupaten/Kota di
Jatim. Dintaranya, Walikota terpilih Mojokerto Ika Puspitasari yang
merupakan ketua bidang sosial PC Muslimat NU Kabupaten Mojokerto. Mundjidah
Wahab ketua PC Muslimat NU Jombang, bupati terpilih jombang. Ana Muawanah
sekretaris IV PP Muslimat NU bupati terpilih Bojonegoro dan Lilik muhibah ketua
PC Muslimat Kota Kediri yang terpilih menjadi wakil walikota Kediri.
Menanggapi fenomena tersebut, pengamat
politik dari Universitas Trunojoyo Madura, Mochtar W. Oetomo menilai
terpilihnya kader Muslimat di beberapa Pilkada 2018 merupakan imbas dari adanya
Khofifah Effect yang bertarung di Pilgub Jatim 2018.
"Kejayaan muslimat di pilkada serentak
2018 ini tentu tdk lepas dari adanya Khofifah effect yang sang ketua PP
muslimat yang maju dalam konstestasi pilgub jatim utk yang ketiga
kalinya," katanya pada Selasa (10/7).
Dia mengatakan, kegigihan dan gaya
politik santun yang ditunjukkan Khofifah
menjadi semangat dan inspirasi para
kader untuk berjuang memenangkan Pilkada. Mereka pun percaya diri untuk
bertarung merebut kemenangan.
"Khofifah telah menberikan
inspirasi pada banyak kader muslimat untuk percaya diri, tidak kenal menyerah
meski sudah dua kali kalah," tambahnya.
Mochtar menambahkan, Khofifah effect ini
telah melahirkan soliditas yang luar biasa di kalangan muslimat untuk
memberikan suaranya di Pilgub Jatim dan di daerah yang ada kader muslimat maju
Pilgub dan Pilwali.
"Mobilisasi hingga ke daerah dan
akar rumput dengan sendirinya berlaku secara alamiah, solid dan utuh di
kalangan muslimat. demi membuktikan bahwa kekuatan muslimat itu solid, kokoh
dan utuh yang harus dipertimbangkan oleh kekuatan politik manapun," tambahnya.
Mochtar menambahkan, soliditas dan
kekuatan kader Muslimat sendiri mengalahkan kekuatan mesin partai. Sehingga,
bisa sukarela memenangkan kadernya yang ikut bertarung di Pilkada serentak
2018.
"Fenomena Khofifah Effect ini telah
membuktikan bahwa kedepan Muslimat bukan hanya akan menjadi entitas ormas yang
menentukan tapi juga entitas politik yang layak diperhitungkan. soliditas
politik muslimat telah terbukti mampu mengakahkan soliditas mesin partai atau
entitas politik lainnya," tambahnya.
Mochtar memprediksi, dengan kekuatan
Muslimat yang sudah teruji loyal, maka organisasi itu akan menjadi rebutan
parpol menjelang Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2109.
"Dengan fenomena di Jatim ini sudah
pasti kedepan muslimat akan menjelma menjadi entitas politik yang akan
diperebutkan oleh setiap kekuatan politik. Dalam konteks pileg 2019 kedepan
akan menjadi rebutan parpol. dan untuk pilpres akan menjadi rebutan kandidat
dan timses, juga pada gelaran pilkada serentak di Jatim pada 2020 nanti,"
pungkasnya. (day)
COMMENTS