PARLEMEN JATIM-Gubernur terpilih Provinsi Jawa Timur tahun 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa mulai menata rencana untuk mewujudkan jan...
PARLEMEN JATIM-Gubernur terpilih
Provinsi Jawa Timur tahun 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa mulai menata
rencana untuk mewujudkan janji kampanye yang termaktub dalam program Nawa
Bhakti Satya. Karena itu, Khofifah mulai melakukan sinkronisasi
program dengan Gubernur Jatim saat ini, Soekarwo. Dalam konteks itu, Khofifah
dibantu Tim Navigasi yang terdiri dari para profesional dan akademisi yang
punya kapasitas dibidangnya masing-masing.
Namun ada satu persoalan yang menjadi
pemikiran mantan Menteri Sosial tersebut. Hal itu terkait banyaknya Aparatur
Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jatim yang akan memasuki masa pensiun.
Bahkan menurut hitungannya, sampai tahun 2020 ada sekitar 10.200 ASN yang akan
purna tugas. Jumlah itu tentu tidak sedikit, karena seperempat dari total
jumlah ASN Pemprov Jatim.
“Di tahun ini saja sudah banyak ASN yang
memasuki masa pensiun, hingga 2020 total ada sekitar 10.200 ASN dari total
sekitar 49.000 ASN Pemprov Jatim. Kondisi ini akan menjadi masalah, karena
kurangnya ASN akan menambah beban kerja. Sementara pemerintah pusat masih
memberlakukan moratorium penerimaan ASN. Ini harus segera dicarikan solusinya,”
tutur Khofifah, Kamis (12/7).
Juru bicara Jokowi-JK pada Pilpres 2014
ini berharap ada pencabutan moratorium ASN terbatas di Jawa Timur. Dengan
begitu, Pemprov Jatim bisa merekrut ASN untuk mengisi kekosongan posisi kosong
yang ditinggalkan oleh ASN yang pensiun. Terutama pada Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) yang banyak mengalami kekosongan jabatan.
Khofifah mengaku sudah melakukan
komunikasi informal terkait kondisi ini dengan Pakde Karwo selaku gubernur saat
ini. Nantinya ia berharap Tim Navigasi Khofifah-Emil akan berkomunikasi dengan
Tim Transisi Pemprov Jatim untuk mencari solusi terbaik.
“Tentunya semua keputusan bergantung
kepada Menpan RB sebagai pihak yang berwenang. Bila nantinya pencabutan
moratorium disetujui, nantinya proses assement kami serahkan kepada Kemenpan
RB. Pemprov tidak akan ikut campur,” imbuh Khofifah.
Ketua Umum Muslimat NU ini menambahkan,
tantangan Jawa Timur ke depan tentunya semakin berat. Karena itu, ia akan
mengajak para ASN ‘berlari’ untuk membangun Jawa Timur. Karena itu, pihaknya
butuh ASN yang cukup, sesuai dengan kapasitas dan beban kerja yang ada.
“Kita ini mau mengajak para ASN yang ada
di seluruh OPD ‘berlari’, tapi kalau ASN-nya gak ada, siapa yang mau kita ajak
‘berlari’,” imbuh Menteri di era Presiden Gus Dur ini memberi perumpamaan. (day)
COMMENTS