PARLEMEN JATIM-Pemilihan Gubernur Jawa Timur tahun 2018 berakhir sudah. Hal itu ditandai dengan selesainya hasil rekapitulasi suara oleh...
PARLEMEN
JATIM-Pemilihan Gubernur Jawa Timur tahun 2018 berakhir sudah. Hal itu ditandai
dengan selesainya hasil rekapitulasi suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Jawa Timur. Hasilnya, pasangan nomor urut 1 Khofifah-Emil keluar sebagai
pemenang, mengalahkan pasangan nomor urut 2 Gus Ipul-Puti.
Selama
kampanye pilgub yang berlangsung hampir lima bulan, kubu GI-Puti terlihat lebih
agresif. Selain aktif di media sosial. Pasangan dengan tagline Kabeh Sedulur
Kabeh Makmur itu menggunakan banyak artis sebagai vote getter. Sebut
saja, Via Vallen, Nella Kharisma, Band Wali, Charly Van Houten hingga Cak
Lontong. Semua artis papan atas itu dihire untuk mengkampanyekan sosok GI-Puti
agar dipilih warga Jawa Timur. Namun strategi itu tidak maksimal.
Pengamat politik dari Universitas
Trunojoyo (Unijoyo) Madura, Surokim Abdussalam menilai artis sebatas sebagai
pengumpul massa bukan penggaet suara (vote geter). Apalagi di masa informasi
semakin luas, pemilih rasional mulai tumbuh dan kritis.
“Pemilih di Pilgub Jatim semakin
kritis dan rasional. Mereka lebih melihat kandidat, bukan ajakan memilih dari
artis idola mereka. Pemilih benar-benar menggunakan kedaulatan mereka di bilik
suara,” ujar Surokim, Minggu (8/7) malam.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP) Unijoyo ini menambahkan, artis hanya membantu pada level
pengenalan menambah daya popularitas, tetapi di level akseptabilitas dan
elektabilitas tidak linear.
“Saya melihat kualitas demokrasi
di Jatim sudah meningkat. Terutama bila dilihat dari sisi Pilgub Jatim,”
pungkas Surokim. (day)
COMMENTS