PARLEMEN JATIM – DPRD Jawa Timur beberapa hari ini melakukan pembahasan Laporan Keterangan Pertangungjawaban Akhir Masa Jabatan (LKPJ-AMJ) G...
PARLEMEN JATIM – DPRD Jawa Timur beberapa hari ini melakukan pembahasan Laporan Keterangan Pertangungjawaban Akhir Masa Jabatan (LKPJ-AMJ) Gubernur Jatim Soekarwo dan Wagub Saifullah Yusuf 2014-2018. Salah satu yang dibahas adalah proyek infrastruktur waduk yang belum semuanya selesai.
Juru Bicara Fraksi Partai Golkar, Pranaya Yudha Mahardhika mengatakan dalam Pandangan Umum soal LKPJ-AMJ, bahwa dari sekian keberhasilan yang dicapai masih ada beberapa pekerjaan rumah (PR) Pemprov Jatim. Yakni pembangunan jalur lintas selatan (JLS) yang masih belum tuntas. Kemudian pembangunan waduk, embung dan JITUT (Jaringan Irigasi Terpadu Usaha Tani) dan JIDES (Jaringan Irigasi Desa).
“Kami minta penejelasan soal JLS dan Waduk di Jawa Timur belum semuanya tuntas dan banyak kendala. Termasuk JITUT dan JIDES yang cukup didambakan para petani,” kata Yudha, Senin (3/12).
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jatim Soekarwo mengakui bahwa pembangunan JLS dan waduk, embung di Jawa Timur masih menjadi Pekerjaan Rumah dan akan dijadikan program prioritas tahun depan. “Percepatan pembangunan JLS direncanakan melalui pendanaan Islamic Development Bank (IDB) sudah melalui proses kerjsama untuk JLS sepanjang 71,69km yang dibangun selama tiga tahun multiyears mulai 2019,” jelas Soekarwo.
Sedangkan untuk Waduk sampai saat ini Jawa Timur sudah ada 89 waduk dengan volume efektif 818 juta meter kubik. Selanjuntya terdapa beberapa waduk yang sedang dalam proses pembangunan. Yaitu Waduk Bendo di Ponorogo, Waduk Gongseng di Bojonegoro, Waduk Tukul di Pacitan, Waduk Tugu di Trenggalek, Waduk Semantok di Nganjuk.
“Satu waduk lagi sudah dalam perencanaan yaitu Waduk Bagong di Trenggalek. Semua waduk baru itu diperkirakan akan mendambah kapasitas tampung air jadi 88,93 juta meter kubik,” papar pejabat yang akrab disapa Pakde Karwo itu.
Selain waduk, juga ada embung, yang tercatat sudah dibangun sebanyak 417 embung di seluruh Jatim. Dengan volume efektif 19 juta meter kubik. Ditambah lagi Embung geomembrane di desa-desa yang selama ini mengalami kekeringan saat musim kemarau.
“Waduk dan Embung itu selama ini digunakan untuk irigasi, air bersih, pembangkit listrik yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani dan pengurangan kesenjangan antar wilayah. Termasuk JITUT dan JIDES yang dilaksanakan bersama Himpunan Petani Pemakai Air,” pungkas Gubernur Jatim dua periode ini. (day)
COMMENTS