PARLEMEN JATIM-Partai NasDem Jawa Timur mengkampanyekan Gerakan Hormati Guru. Gerakan itu merupakan aksi keprihatinan atas sejumlah keja...
PARLEMEN JATIM-Partai NasDem Jawa Timur
mengkampanyekan Gerakan Hormati Guru. Gerakan itu merupakan aksi keprihatinan
atas sejumlah kejadian penganiayaan dan pelecehan terhadap guru di berbagai
daerah di Jatim. Aksi tersebut dilakukan dengan menyebarkan pamflet #Hormati
Guru di Mall dan perempatan jalan di Surabaya.
Aksi itu diikuti puluhan calon anggota
legislatif (caleg) artis asal Partai NasDem. Mereka antara lain Tessa Kaunang,
Fivey Rahmawati, Diana Santra dan Krisna Mukti, Ratna Listy dan Ageng Kiwi. Sebelum
terjun ke lokasi, para caleg artis itu berkumpul di Kantor Badan Pemenangan
Pemilu (Bappilu) NasDem Jatim,
"Gerakan moral ini kita lakukan
karena keprihatinan kami atas kejadian-kejadian penganiayaan dan pelecehan guru
yang terjadi belakangan ini. Sebelum di Gresik, ada kejadian serupa di Sampang.
Kejadian tersebut membuat kami prihatin,” kata Ketua DPW Partai NasDem Jatim,
Sri Sajekti “Jeanette” Sudjunadi di Kantor Bappilu Partai NasDem Jatim, Minggu
(17/2).
Pada kesempatan NasDem juga membuat jingle
Lagu Pergi Belajar yang dinanyikan oleh para artis caleg NasDem. Lagu itu
berasal dari lagu legendaris karya Ibu Sud. Lagu yang di masa lalu sangat
populer itu kembali dipopulerkan oleh Partai NasDem.
Menurut Jeannette, dengan mempopulerkan
lagu itu kembali, maka anak-anak siswa didik bisa menangkap pesan
pentingnya menghormati guru. Karena lagu adalah sarana yang paling efektif
dalam menyampaikan pesan, apalagi kepada generasi millenial.
"Kami sudah mendapatkan izin untuk
membuat jingle dari lagu Pargi Belajar dari ahli waris Bu Sud selaku pencipta
lagu. Ini lagu yang bagus karena berisi pesan moral agar kita menghormati
guru sekaligus sayang pada teman. Karena itu kita akan populerkan lagi,"
ujar Jeannette.
Orang nomor satu di NasDem Jatim ini
menyoroti kasus penganiayaan guru di Sampang pada Maret 2018. Kejadian di
Sampang itu sangat tragis karena merenggut nyawan guru bernama Budi. Ia
meninggal dunia setelah sebelumbya mendapat mengalami penganiayaan yang
dilakukan siswa didiknya.
Sedangkan di Gresik, terjadi pada
Pebruari 2019. Di Gresik, guru bernama Nur Khalim mendapat pelecehan dari
siswa. Kedua kasus yang menimpa guru tersebut, menjadi perhatian masyarakat
setelah viral di media sosial.
“Ini jangan sampai jadi fenomena. Ayo
kita gelorakan kembali gerakan untuk menghormati guru,” tegasnya.
Jeannette mengenang, dahulu siswa
sangat hormat kepada guru. Sosok guru sangat dihormati dan disegani. Jangankan
melawan atau membantah perkataannya. Terkadang kita takut menatap mata
guru. Hal itu karena tingginya wibawa seorang guru.
Bahkan politisi perempuan ini mengaku
saat masih di Sekolah Dasar, ia sengaja bangun lebih pagi supaya bisa datang
paling awal ke sekolah. Aktifitas itu ia lakukan agar bisa bertemu guru wali
kelasnya, untuk menuntun sepeda guru ke parkiran sepeda.
"Waktu SD saya sekolah di
Surabaya. Saya sengaja datang awal ke sekolah agar bisa mencium tangan
guru lalu menuntun sepedanya. Itu bentuk hormat saya pada guru. sampai
hari ini saya tidak pernah melupakan jasa guru," imbuh politisi perempuan
ini. (day)
COMMENTS