PARLEMEN JATIM-Anggota MPR RI, Andreas Eddy Susetyo turun ke daerah pemilihannya di daerah pemilihan (Dapil V) yang meliputi wilayah Malan...
PARLEMEN JATIM-Anggota MPR RI, Andreas Eddy Susetyo turun ke daerah pemilihannya di daerah pemilihan (Dapil V) yang meliputi wilayah Malang Raya. Politisi PDI Perjuangan itu melaksanakan sosialisasi Empat Pilar Kebngsaaan. Acara ini diadakan di Bujana Puri Jl. Panglima Sudirman No. 26 Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang, Selasa (27/11/2019).
Acara yang diikuti seratus lima puluh peserta itu mengambil tema Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa. Andreas mengubgkapkan sebagai sebuah idiologi bangsa, Pancasila lahir dari nilai nilai adat istiadat yang berusia ratusan tahun.
"Hal ini menjadi ciri khas yang dapat membedakan dengan bangsa lain. Ciri-ciri khas inilah yang dimaksud dengan kepribadian. Karena itu, ketika muncul konflik antar kelompok menandakan bahwa tidak dipahaminya nilai-nilai penting Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," tegas pria asli Malang itu.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan MPR RI ini melanjutkan, Pancasila itu sendiri merupakan kesepakatan untuk tetap menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan dan antara manusia dengan manusia. Hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan harus melahirkan keharmonisan horisontal, yaitu keharmonisan hubungan antara manusia dengan manusia. Sebab semua agama yang ada di Indonesia menanamkan pemahaman toleransi serta saling menjaga keharmonisan hubungan antar manusia.
Hal ini tertuang dalam sila ke dua dimana makna Sila ke 2 Pancasila yang berbunyi "kemanusiaan yang adil dan beradab," yang memiliki arti dan pengertian bahwa bangsa Indonesia yang memiliki keyakinan bahwa dirinya adalah ciptaan Tuhan Yang maha Esa, maka harus mampu menjunjung tinggi harkat serta martabat manusia tanpa membeda–bedakan agama, suku dan budaya serta keturunan.
"Jadi makna kedua Pancasila adalah mewujudkan manusia Indonesia yang memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya berperilaku baik antar sesama manusia, sesuai dengan harkat dan mertabatnya sebagai mahluk yang paling sempurna dibandingakan makluk-mahluk lainnya yang diciptakan Tuhan yang Maha Esa," urainya.
Andreas menjelaskan, berlandaskan dengan sikap saling mencintai antar sesama manusia, serta sikap tenggang rasa dan sikap tidak semaunya terhadap orang lain. Apalagi terhadap sesama manusia yang beragama, maka konflik antar golongan di Indonesia seharusnya dapat diminimalisir dengan kesadaran berpancasila.
Ia menambahkan, manusia yang mempunyai sikap adil dan beradab berarti mereka menjujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan mengajarkan untuk saling menghormati harkat dan martabat manusia, dan menjamin hak-hak asasi manusia.
"Mengamalan Pancasila akan memunculkan semangat kekeluargaan dalam kebersamaan, sehingga munculah semangat gotong royong. Semangat inilah yang menyatukan persepsi tentang persatuan dan kesatuan dengan mengutamakan musyawarah untuk mufakat," pungkas Andreas. (day)
Acara yang diikuti seratus lima puluh peserta itu mengambil tema Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa. Andreas mengubgkapkan sebagai sebuah idiologi bangsa, Pancasila lahir dari nilai nilai adat istiadat yang berusia ratusan tahun.
"Hal ini menjadi ciri khas yang dapat membedakan dengan bangsa lain. Ciri-ciri khas inilah yang dimaksud dengan kepribadian. Karena itu, ketika muncul konflik antar kelompok menandakan bahwa tidak dipahaminya nilai-nilai penting Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," tegas pria asli Malang itu.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan MPR RI ini melanjutkan, Pancasila itu sendiri merupakan kesepakatan untuk tetap menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan dan antara manusia dengan manusia. Hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan harus melahirkan keharmonisan horisontal, yaitu keharmonisan hubungan antara manusia dengan manusia. Sebab semua agama yang ada di Indonesia menanamkan pemahaman toleransi serta saling menjaga keharmonisan hubungan antar manusia.
Hal ini tertuang dalam sila ke dua dimana makna Sila ke 2 Pancasila yang berbunyi "kemanusiaan yang adil dan beradab," yang memiliki arti dan pengertian bahwa bangsa Indonesia yang memiliki keyakinan bahwa dirinya adalah ciptaan Tuhan Yang maha Esa, maka harus mampu menjunjung tinggi harkat serta martabat manusia tanpa membeda–bedakan agama, suku dan budaya serta keturunan.
"Jadi makna kedua Pancasila adalah mewujudkan manusia Indonesia yang memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya berperilaku baik antar sesama manusia, sesuai dengan harkat dan mertabatnya sebagai mahluk yang paling sempurna dibandingakan makluk-mahluk lainnya yang diciptakan Tuhan yang Maha Esa," urainya.
Andreas menjelaskan, berlandaskan dengan sikap saling mencintai antar sesama manusia, serta sikap tenggang rasa dan sikap tidak semaunya terhadap orang lain. Apalagi terhadap sesama manusia yang beragama, maka konflik antar golongan di Indonesia seharusnya dapat diminimalisir dengan kesadaran berpancasila.
Ia menambahkan, manusia yang mempunyai sikap adil dan beradab berarti mereka menjujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan mengajarkan untuk saling menghormati harkat dan martabat manusia, dan menjamin hak-hak asasi manusia.
"Mengamalan Pancasila akan memunculkan semangat kekeluargaan dalam kebersamaan, sehingga munculah semangat gotong royong. Semangat inilah yang menyatukan persepsi tentang persatuan dan kesatuan dengan mengutamakan musyawarah untuk mufakat," pungkas Andreas. (day)
COMMENTS