Oleh : Deni Prasetya, SE Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur 2019-2024 Dapil Jatim 5 (Jember-Lumajang) PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) sere...
Oleh : Deni Prasetya, SE
Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur 2019-2024 Dapil Jatim 5 (Jember-Lumajang)
PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020 di Jawa Timur diadakan di 19 kabupaten/kota, salah satunya adalah Kabupaten Jember. Seperti halnya daerah-daerah lain di Jawa Timur, Pilkada di kota tembakau itu dilaksanakan pada 9 Desember 2020. Penyelenggaraan Pilkada langsung di Kabupaten Jember sudah berlangsung selama tiga kali dalam kurun waktu 15 tahun terakhir (2005-2015). Pilkada 2020 ini merupakan gelombang keempat dari keseluruhan Pilkada Jember yang dipilih secara langsung oleh rakyat.
Tidak seperti Pilkada 2015 yang hanya diikuti dua kandidat, Pilkada di Kabupaten Jember 2020 ini diikuti oleh tiga pasangan calon (Paslon), yaitu: (1). Faida MMR-Dwi Arya Nugraha Oktavianto (Faida-Vian); (2). Hendy Siswanto-Muh. Balya Firjaun Barlaman (Hendy-Firjaun); dan (3). Abdussalam-Ifan Ariadna Wijaya (Salam-Ifan).
Dinamika politik yang mewarnai Pilkada Jember 2020 sangat menarik perhatian banyak pihak, karena dua hal, yaitu:
Pertama, menjadi area pertarungan elektoral yang ketat dan kompetitif, mengingat basis politik ketiga kandidat itu cukup simbang. Sebagai petahana, Paslon Faida-Vian memiliki preveledge yang tak dimiliki oleh kandidat lain. Selama 5 tahun memimpin Jember, Faida memiliki kesempatan untuk memperkuat basisnya melalui program pembangunan yang dicanangkan selama periode kepemimpinannya. Kesempatan ini sekaligus menjadi media untuk mendongkrak keterpilihannya (elektabilitasnya). Sebagai penantang, Paslon Hendy-Firjaun dan Salam-Ifan dengan dukungan partai politik hampir setara menjadi modal yang cukup baik untuk mengangkat keduanya sebagai paslon yang tak bisa dipandang sebelah mata. Paslon Hendy-Firjaun diusung oleh 5 koalisi parpol, yaitu: NasDem, Gerindra, PKS, PPP, dan Demokrat – berkekuatan 28 kursi (56%). Sementara paslon Salam-Ifan diusung oleh koalisi 6 parpol, yakni: PDIP, PKB, PKS, PAN, Golkar, Perindo, dan Berkarya - dengan modal kekuatan 22 kursi (44%).
Kedua, hiruk pikuk politik sebelum gelaran Pilkada turut mewarnai pesta demokrasi lima tahunan di Jember. Setidaknya ada dua isu besar yang bergulir, yaitu: (1) Isu “Rekom Rakyat versus Rekom Partai”. Isu ini berkembang ketika calon petahana memilih jalur independen. Sikap politik ini diambil setelah partai-partai politik tidak lagi merekomendir nama Faida sebagai calon bupati; (2) Isu Pemakzulan Bupati. Isu ini sesungguhnya sudah bergulir jauh sebelum Pilkada. Pemicunya adalah terjadinya disharmoni antara DPRD dan Bupati Jember terkait sejumlah kebijakan yang diambil bupati Faida, seperti penetapan APBD, mutasi dan penempatan jabatan strategis di lingkungan birokrasi, tidak adanya rekrutmen CPNS, dan sebagainya.
Dinamika Pertarungan Kandidat
Sebelum gelaran Pilkada Jember dilaksanakan pada Rabu, 9 Desember 2020. Dinamika pertarungan kandidat berlangsung secara emosional. Tetapi, dinamika itu tidak sampai melahirkan situasi keruh dan mengancam stabilitas. Masyarakat Jember sangat dewasa secara politik - Atmosfir politik yang memanas saat itu tetap berjalan dalam koridor demokrasi yang sejuk, damai dan transparan. Potret panasnya dinamika politik Jember sebelum Pilkada dapat dilihat dari tingkat kompetitifnya masing-masing kandidat dalam merebut simpati dan kepercayaan rakyat Jember, sebagaimana tergambar dari hasil survei.
Hasil survei Polmark misalnya, lembaga ini merilis hasil surveinya bahwa pasangan petahana (Faida-Vian) unggul 17 persen dari penantangnya, terutama pada paslon Hendy-Firjaun. Sedangkan survei Politica Research and Consulting (PRC) merilis hasil yang berbeda. Hasil uji elektabilitas (top of mind), petahana nomor urut (1). Faida-Vian memperoleh suara 31,8 persen. Kemudian, pasangan nomor urut (2). Hendy-Firjaun mendapatkan 30,4 persen. Terakhir, kandidat dengan nomor urut (3). Salam-Ifan hanya memperoleh 11,4 persen. Sisanya (26,4 persen) responden masih belum atau tidak menentukan pilihan.
Hasilnya akhirnya terjawab setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jember menetapkan kemenangan kepada Paslon Hendy-Firjaun atas kandidat lainnya yang digelar pada Rapat Pleno Terbuka pada 17 Desember 2020 tengah malam.
Sebulan berikutnya, tepatnya pada 29 Januari 2021 DPRD Kabupaten Jember menggelar Rapat Paripurna Pengumuman Hasil Penetapan Pasangan Calon Terpilih Pilkada Jember 2020 (Hendy Siswanto-Muh. Balya Firjaun Barlaman) dan Pengumuman Akhir Masa Jabatan Bupati dan Wakil Bupati Jember 2015-2020 (Faida MMR-Kiai Muqit Arif).
Kemenangan Rakyat Jember
Dengan segala dinamika yang terjadi sebelumnya, kini rakyat Jember telah memiliki pemimpin baru. Duet Hendy-Firjaun yang baru dilantik hari ini, Jumat (26/2/2021) akan mengawali proses kepemimpinannya selama lima tahun mendatang untuk Jember dan masyarakatnya pada situasi dan kondisi yang lebih baik sesuai visi, misi dan platform yang dijanjikan selama masa kampanye.
Kemenangan Paslon Hendy-Firjaun secara representatif adalah kemenangan rakyat Jember yang beragam. Keduanya secara umum telah mewakili masyarakat Jember yang plural, baik dari sisi agama, budaya, ideologi politik maupun kecenderungan-kecenderungan yang mewakili profesi dan komunitas yang ada di Jember secara keseluruhan.
Oleh karena itu, kini saatnya masyarakat Jember bersatu dan melepas segala perbedaan pilihan politik saat Pilkada, serta bersama-sama berjuang membangun Jember lebih baik dengan visi restorasi (perubahan) ke arah yang lebih baik.
Pilkada itu tidak lebih hanya proses seleksi kepemimpinan yang berjangka, sedangkan tujuannya adalah memenuhi ekspektasi masyarakat tidak ada batasnya. Pemimpin boleh berganti, tapi pembangunan harus tetap berjalan - pada setiap zaman, pasti ada pemimpinnya, dan setiap pemimpin, pasti ada zamannya (li kulli al-zaman al-imam wa li kulli al-imam al-zaman). Wallahua’lam bis-shawab.
COMMENTS