Parlemen Jatim - Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa menerima pin emas dari Badan Nasional Penanggul...
Parlemen Jatim - Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa menerima pin emas dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai tokoh perempuan inspiratif peduli sosial, kemanusiaan dan kebencanaan Indonesia.
Penyerahan pin emas diserahkan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto kepada Khofifah dalam acara jumpa tokoh peringatan hari Pramuka ke-63 di Dyandra Convention Center Surabaya pada Selasa, (30/7/2024).
Atas penghargaan pin emas yang diperolehnya, Khofifah optimis untuk terus meningkatkan komitmen nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian sosial dalam mengatasi terjadinya bencana alam.
“Semakin meningkatkan semangat untuk terus menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan dan sosial menghadapi bencana sekaligus upaya resiliensi Jawa Timur dalam menghadapi kebencanaan,” katanya.
Tokoh Nahdliyin Inspiratif versi Forkom Jurnalis Nahdliyin itu mengungkapkan, Indonesia khususnya Jawa Timur masuk dalam wilayah Tropical Ring of Fire. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan resiliensi yang mumpuni menghadapi bencana melalui kolaborasi antar elemen atau biasa disebut pentahelix.
“Alhamdulillah masyarakat kita menganut sistem kegotongroyongan yang sangat guyub,” ujarnya.
Keberhasilan tersebut, kata Khofifah, tidak lepas dari sinergi banyak pihak dalam penanggulangan bencana di Jawa Timur. Bersama massa media, akademisi, dunia usaha, pemerintah dan masyarakat di dalamnya termasuk relawan, memiliki peran besar kesiapsiagaan penanggulangan bencana. Termasuk, pilar sosial seperti Tagana yang cepat tanggap. Mereka garda terdepan dalam penanggulangan bencana.
“Terima kasih atas kerja keras, kerja bersama seluruh pihak dan pemangku kepentingan di Jatim sehingga, Jatim bisa Tangguh dalam menghadapi bencana,” ungkapnya.
Ke depan, Khofifah menegaskan, penanggulangan dan mitigasi bencana harus ditingkatkan setiap tahun. Salah satunya dengan memanfaatkan digitalisasi melalui aplikasi Sistem Manajemen Informasi Terintegrasi Penanggulangan Bencana (SMART-PB).
Selain itu, lebih lanjutnya, melalui aplikasi InaRISK yang merupakan portal kajian risiko bencana dan pemantauan indeks risiko bencana di Indonesia.
Tim BPBD Jatim juga melakukan pemantauan fenomena alam oleh Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasi) BPBD Jatim. Mereka menggabungkan aktivitas gunung api, titik api (Karhutla), aktivitas gempa bumi, cuaca, ketinggian muka air sungai, arah pergerakan angin, dan pasang surut gelombang laut. (dir)
COMMENTS