PARLEMEN JATIM-Khofifah Indar Parawansa dipastikan kembali maju sebagai calon gubernur Jawa Timur pada tahun 2018 mendatang. Ini adalah k...
PARLEMEN JATIM-Khofifah
Indar Parawansa dipastikan kembali maju sebagai calon gubernur Jawa Timur pada
tahun 2018 mendatang. Ini adalah kali ketiganya perempuan asli Surabaya
tersebut maju dalam kontestasi suksesi pemimpin Jawa Timur.
Meski pernah dua kali
kalah dalam pilgub 2008 dan 2013, bukan berarti aura Khofifah meredup.
Sebaliknya, aura Khofifah pada pilgub kali ini justru bersinar. Bahkan bisa
dibilang Pilgub 2018 inilah pulungnya Khofifah tiba. Prediksi itu disampaikan
budayawan Jawa, Djoko Suud Sukahar.
“Khofifah ketiban
pulung di Pilgub kali ini. Dalam budaya Jawa ini setara dengan wahyu langit. Jadi
saya prediksi ia akan memenangkan pilgub dan menjadi perempuan pertama yang
memimpin Jawa Timur,” ujar penggiat metafisika ini, Selasa (14/11).
Penulis yang pernah dikenal
dengan julukan Dukun Politik di harian Rakyat Merdeka ini melanjutkan, saat ini
alam sudah menyatu dengan Khofifah. Karena itu Ketua Umum Muslimat NU itu bisa
diterima di mana saja, oleh kalangan mana saja. Selain itu, aura Khofifah pun
semakin bersinar. Hal itu bisa dilihat dari guratan wajahnya yang selalu
berseri. Karena itu sulit membendung langkah Khofifah kali ini.
Wartawan senior ini
mengungkapkan, pada dua pilgub yang lalu sejatinya Khofifah tidak kalah. Namun,
saat itu alam dan takdir Tuhan belum berpihak pada dirinya. Akibatnya,
kemenangan yang sudah dalam genggaman Khofifah pun lepas.
“Kali ini, alam sudah
menyatu dengan Khofifah sehingga inilah saatnya Khofifah meraih kemenangan
tanpa bisa dibendung lagi,” beber Djoko.
Mantan Pemred Tabloid
Posmo yang saat ini melanglang buana keliling Indonesia itu menilai, Khofifah
secara figur sudag sangat kuat, sehingga tak perlu merisaukan lagi siapa
pendampingya kelak. Bagi Djoko, siapapun wakil Khofifah nanti, figur Khofifah
tetap yang paling menentukan.
Bahkan budayawan yang
dekat dengan kalangan sufi ini mengistilahkan siapapun wakil Khofifah kelak
hanyalah bonus saja. Karena sejatinya yang dipilih oleh warga Jawa Timur adalah
Khofifah, bukan wakilnya. Hal itu berbeda dengan pasangan Saifullah Yusuf-Azwar Anas, sebab aura Anas justru lebih kuat dari Gus Ipul. Karena itu faktor
warga Jatim memilih karena figur Anas cukup dominan, selain figur Gus Ipul
sebagai Cagub.
“Wakil Khofifah itu
hanya bonus saja, siapapun itu. Karena warga Jatim memilih karena faktor
Khofifah. Sebaliknya dikubu Saiful-Anas, Faktor Anas juga sangat dominan,”
tandas pria nyentrik ini.
Secara spiritual, Djoko
melihat Menteri Sosial itu sudah mantap. Meskipun bukan dari ketrunan kiai
besar atau Bu Nyai, namun Khofifah masuk kategori ustadzah. Karena itu, secara
keilmuan dan moralitas Khofifah sangat baik.
Mantan aktivis Bengkel
Muda Surabaya (BMS) ini juga melihat dalam keseharian maupun dalam melaksanakan
tugas sebagai pembantu Presiden, Khofifah sangat dekat. Dia tidak hanya
terkesan populis tapi juga humanis. Ini yang tak bisa ditandingi calon lain.
“Pemimpin itu tak hanya
harus pintar tapi juga populis. Nah, Khofifah ini sangat populis. Langkahnya
pun alami tanpa kesan mencari panggung. Saya kira ini tipe pemimpin yang lahir
dari tengah rakyat,” pungkas Djoko Suud.
COMMENTS