PARLEMEN JATIM-Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengajukan keberatan atas tarif tol Surabaya-Kertosono yang dinilai terlalu mahal. Ia mengusu...
PARLEMEN JATIM-Gubernur Jawa Timur
Soekarwo mengajukan keberatan atas tarif tol Surabaya-Kertosono yang dinilai
terlalu mahal. Ia mengusulkan ada hitung ulang agar fungsi keberadaan tol bisa
membangkitkan ekonomi.
"Dua hari itu saya cek (tol)
Surabaya-Mojokerto, kok sepi. Truk gak ada yang lewat (karena) ongkosnya mahal.
Mereka berpikir lebih baik macet lewat bawah ketimbang bayar mahal," ujar
Pakde Karwo, sapaan karib Soekarwo, Selasa (30/1).
Gubernur kelahiran Madiun tersebut
menghitung, dengan harga Rp 82 ribu dan panjang 76,97 km terlalu mahal. Memang
harga tersebut masih bisa terjangkau. Namun berbeda halnya dengan truk angkutan
barang.
"Kalau truk berapa, itu mahal.
Maka, harus, saya harus usul. Salah satunya menghitung kontrak pemerintah
dengan pihak ketiga. Yang tadinya dikembalikan 25 tahun diperpanjang 35 tahun
sehingga ongkosnya murah," jelasnya.
Pakde Karwo melanjutkan, dengan begitu,
Build, Operate and Transfer (BOT) ikut diperpanjang. Sehingga tarif tol bisa
lebih ditekan lagi dan masyarakat pun bisa menikmati dengan bayaran murah.
Pakde Karwo menyarankan, agar pemerintah mengambil keuntungan belakangan.
Sebab, yang terpenting itu adalah rakyat bisa meraih untuk serta meningkatkan
perekonomiannya.
"Dari pada pemerintah dapat duit
tapi rakyat tidak punya. Saya masih diskusi ini dengan pak menteri PU
agar jangan sampai ini tidak sependapat. Tapi saya harus cari solusi,"
bebernya.
Dia mengaku, saat ini tengah menghitung
dengan beberapa pihak tentang berapa harga yang bisa dijangkau masyarakat.
Sudah ada hitungan perubahan. Hanya saja, Pakde Karwo masih merasa perlu
ditekan.
"Didalam jadi pada saat ongkos
produksi disana dia diangkut kesana (tujuan) itu berapa. Paling mobil pribadi
kan bukan ekonomi produktif. Dia tak punya nilai tambah. Tapi untuk truk
berbeda lagi," tandasnya.
Untuk harga golongan dua, yakni truk
dengan dua gandar harganya mencapai Rp 103 ribu. Harga tersebut terbilang
mahal. Padahal dibangunnya tol tersebut untuk memperbaiki perekonomian
masyarakat.
Terpisah, anggota Komisi D DPRD Jatim,
Achmad Heri menilai, tarif yang telah ditetap Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, sangatlah mahal dan sangat membebani masyarakat. Padahal yang
utama dibangunnya tol untuk membantu masyarakat pelaku ekonomi, karena dapat
mempersingkat waktu sekitar 2 jam. Namun mengapa pemberlakuan tarif tol sangat
mencekik leher masyarakat.
"Saya kira tarif tol itu harus
direvisi karena terlalu mahal," pungkas politisi NasDem tersebut.
COMMENTS