PARLEMEN JATIM-Dunia pendidikan di Jawa Timur diselimuti keprihatinan belakangan ini. Tiga peristiwa kekerasan yang terjadi di lingkungan...
PARLEMEN JATIM-Dunia pendidikan
di Jawa Timur diselimuti keprihatinan belakangan ini. Tiga peristiwa kekerasan
yang terjadi di lingkungan sekolah menjadi fakta masih banyak yang harus
dibenahi dalam proses pendidikan di Jatim. Kondisi ini menjadi perhatian serius
Suli Da’im, anggota DPRD Jatim.
Suli
mengaku prihatin dengan peristiwa pelecehan seksual guru kepada siswa yang
terjadi di sebuah sekolah negeri di Jombang dan Situbondo hingga terbaru di
Surabaya. Peristiwa itu seolah melengkapi potret buram pendidikan di jatim,
pasca tewasnya guru Budi setelah dianiaya siswa didiknya. Rentetan peristiwa
itu menurut politisi PAN itu membuktikan pentingnya revolusi mental diamalkan,
termasuk di lingkungan sekolah.
“Saya
kira revolusi mental memang menjadi penting untuk membentuk karakter siswa dan
juga guru. Saat ini ajaran budi pekerti perlu ditanamkan di lingkungan sekolah,
sehingga antara siswa dan guru bisa saling menghormati,” ujar politisi berlatar
pendidik ini, Jumat (23/2).
Wakil
Ketua Komisi E DPRD Jatim yang membidangi urusan kesejahteraan rakyat (Kesra)
mengusulkan perlunya diajarkan kembali mata pelajaran Pendidikan Moral
Pancasila (PMP) dan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB). Sebab di dalam
pelajaran PMP terkadung ajaran moralitas dan budi pekerti. Sementara di dalam
pelajaran PSPB terkadung ajaran tentang nasionalisme dan bela negara.
Menurut
anggota Fraksi PAN di DPRD Jatim ini, dua pelajaran tersebut mengandung
nilai-nilai ajaran positif yang bisa ditanamkan kepada siswa didik. Karena itu,
dua pelajaran itu perlu kembali dijarakan di lingkungan sekolah. Sebab,
belakangan terkesan sekolah hanya sebagai sarana mengajar minus mendidik.
“Tanpa
pelajaran PMP dan PSPB dunia pendidikan kita kehilangan benang merah dan sarana
untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti. Karena itu perlu diajarkan kembali
di sekolah,” tutur mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Jatim itu.
Suli
Da’im tak hanya menyinggung para siswa didik yang belakangan mulai lebih
agresif di sekolah. Ia juga menilai para pendidik, baik itu guru maupun kepala
sekolah juga harus berbenah. Dua peristiwa pelecehan seksual yang dilakukan
guru di sekolah yang terjadi di Jombang dan Situbondo menjadi sinyal kuning
perlunya penmgawasan dilakukan terhadap pendidik. Disamping orangtua juga harus
lebih peka dan berkomunikasi secara intensif dengan anak.
Karena
itu, Suli mengusulkan dalam jangka waktu tertentu para pendidik perlu mengikuti
penataran seperti P4 di masa orde baru. Hal itu untuk meningkatkan kualitas dan
melihat kondisi psikologis pendidik, disamping juga menjadi sarana untuk
mengurangi kepenatan mengajar di ruangan kelas.
COMMENTS