Gus Syaf PARLEMEN JATIM-Setahun lagi estafet kepemimpinan Jawa Timur akan beralih. Soekarwo yang dinilai sukses memimpin Jatim harus me...
Gus Syaf |
PARLEMEN JATIM-Setahun lagi
estafet kepemimpinan Jawa Timur akan beralih. Soekarwo yang dinilai sukses
memimpin Jatim harus menyerahkan tongkat kepemimpinan karena sudah dua periode
memimpin. Sesuai amanat UU seorang gubernur hanya boleh memimpin selama dua
periode. Karena itu, Cagub mendatang harus seorang visioner agar bisa
melanjutkan pembangunan yang telah dilakukan Soekarwo. Pernyataan itu
disampaikan Dr. Syafiin.
Syafiin yang memiliki
tujuh gelar kesarjanaan ini ini mengingatkan, harus diakui selama 9 tahun
memimpin provinsi Jawa Timur, Soekarwo terbilang berhasil. Terbukti,
pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dan stabilitas keamanan yang kondusif.
Fakta itu menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi yang banyak dilirik investor
setelah Jawa Barat. Sejumlah penghargaan dari pemerintah pusat selama
kepemimpinan Soekarwo pun menahbiskan gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo
tersebut.
“Pakde Karwo terbilang
sukses memimpin Jatim selama hampir dua periode ini. Karena itu, Cagub
mendatang harus seorang yang visioner agar bisa melanjutkan pembangunan yang
dimulai oleh Pakde Karwo dan gubernur sebelumnya. Jangan sampai Jatim mengalami
kemunduran karena pengganti Pakde Karwo yang tidak visioner,” tutur pria yang
akrab disapa Gus Syaf itu, Minggu (28/5).
Anggota keluarga besar
pendiri Thoriqot Shiddiqiyyah, Ploso, Jombang itu mengakui Pakde Karwo berhasil
membangun Jawa Timur selama hampir 2 periode ini, terutama di bidang ekonomi. Namun
menurutnya, kepemimpinan Pakde itu belum maksimal. Pasalnya, dengan melimpahnya
sumber daya alam di Jawa Timur termasuk minyak dan gas, seharusnya
kesejahteraan masyarakat Jatim lebih baik lagi.
Dirinya juga menyoroti
sejumlah kebutuhan pokok yang masih harus diimpor seperti daging, cabe dan
bawang. Padahal lahan pertanian di Jatim sangat subur dan petaninya juga gemar
bekerja keras. Syafiin juga menyayangkan kebutuhan garam di Jatim masih harus
diimpor. Padahal Jatim memiliki pulau Madura yang selama ini mendapat julukan
Pulau garam karena sumber garamnya yang melimpah.
“Seharusnya Jatim mampu
memenuhi kebutuhannya sendiri. Bahkan bisa menyuplai kebutuhan untuk provinsi
lain atau ekspor ke luar negeri. Tidak terus menerus impor seperti selama ini,”
tandas mantan atlet renang Jatim ini.
Syafiin yang puluhan
tahun malang-melintang di dunia intelijen ini mengungkapkan, penduduk Jawa
Timur itu lebih dari 40 juta orang. Jumlah itu merupakan pasar yang potensial
bagi provinsi lain maupun negara lain untuk menjadikan Jatim sebagai pasar bagi
produksi mereka. Karena itu, kalau Jatim bisa memenuhi kebutuhan warganya
sendiri maka perputaran uang tidak akan lari dari Jatim.
“Besarnya penduduk
Jatim merupakan potensi sendiri, sayangnya banyaknya kebutuhan warga Jatim
dipenuhi melalui impor. Padahal kalau bisa dipenuhi sendiri akan berdampak
ekonomis dan mendongkrak pendapatan asli daerah atau PAD,” pungkas pengagum Gus
Dur ini.
COMMENTS