PARLEMEN JATIM-Di era kemajuan teknologi saat ini, dibutuhkan keahlian dan keterampilan untuk menjawab segala tantangan. Namun, hal terseb...
PARLEMEN JATIM-Di era kemajuan teknologi saat ini, dibutuhkan keahlian dan keterampilan untuk menjawab segala tantangan. Namun, hal tersebut tidak cukup bila dilakukan seorang diri tanpa adanya kolaborasi antar berbagai pihak.
Untuk itu, Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Jatim Arumi Emil Elestianto Dardak mengajak seluruh kader PKK untuk saling berkolaborasi satu sama lain demi mencapai kesejahteraan rakyat.
“Sekarang bukan zamannya saling kompetisi tapi saling kolaborasi. Kalau maunya menang sendiri ya berat. Semua pihak harus bersama-sama berkolaborasi menyatukan ide dan visi bersama untuk mewujudkan satu tujuan dan hasil terbaik untuk semua, tentunya dengan memaksimalkan potensi lokal yang kita miliki,” kata Arumi, dilansir dari kanaljatim.com, Rabu (18/9).
Selain berkolaborasi, sebut Arumi, yang tidak kalah penting saat ini adalah pintar beradaptasi. Apalagi saat ini perubahan terjadi begitu cepat di segala aspek kehidupan. Hal itu menyebabkan tantangan dan hambatan juga makin beragam. Bila tidak pandai beradaptasi maka akan kalah terhadap perubahan tersebut.
“Prestasi itu penting tapi jangan membuat kita lengah terhadap tantangan dan hambatan yang juga terus berubah. Kalau kita tidak pandai beradaptasi dengan perubahan di sekeliling kita, jangan sampai kita hanya jadi penonton. Kita harus menjadi pelaku atau ikut terlibat dalam proses pembangunan itu sendiri,” kata istri Wakil Gubernur Jatim ini.
Arumi juga kembali mengingatkan soal ketimpangan dan kemiskinan baik di kota maupun desa. Apalagi di Jatim, tingkat kemiskinan desa lebih tinggi dari perkotaan. Untuk itu ia mengajak kader PKK untuk ikut berperan dalam mengatasi masalah ketimpangan.
“Seperti prinsip dalam SDG’s yakni no one left behind. Maju tanpa meninggalkan pihak lain. Jadi kemajuan ini harus dinikmati oleh semua pihak,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Arumi mengapresiasi dan menyambut baik program kerja Pokja III TP PKK yang membidangi masalah sandang, pangan, perumahan dan tata laksana rumah tangga.
Menurutnya ada beberapa program prioritas Pokja III TP PKK Provinsi Jatim. Pertama, membudayakan perilaku berbusana sesuai dengan moral budaya Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat mencintai produk Indonesia. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk mempertahankan produk lokal karena saat ini produk impor banyak yang sudah masuk sampai ke pedesaan.
“Upaya menanamkan rasa cinta menggunakan produk lokal butuh kerjasama kita semua. Jangan sampai produk impor masuk hingga desa karena ujung tombak kita ada di desa.
Banyak pengrajin atau pengusaha lokal disana. Jadi pengrajin harus ada regenerasi, jangan sampai produk lokal punah tergerus produk impor,” katanya.
Kedua, pengembangan pola pendampingan kepada UKM dalam mengakses sumber pendanaan dan pemasaran bekerjasama dengan instansi terkait. Di era digital ini, sebut Arumi, ada banyak cara memasarkan produk. Baik lewat aplikasi online maupun media sosial. Selain itu terdapat jasa atau kurir pengiriman yang bisa menjangkau ke segala penjuru dunia.
“Kalau kita memahami cara pemasaran yang baik, pasti produk kita akan dikenal dan laku di pasaran. Apalagi di era digital ini banyak kemudahan salah satunya lewat situs belanja online, ataupun media sosial,” katanya.
Kemudian program prioritas ketiga adalah memasyarakatkan pakaian adat di kalangan remaja pada acara tertentu. Baju adat menurut Arumi seringkali dianggap tua oleh para remaja. Selain baju adat ada juga baju khas Indonesia yakni batik.
Masih banyak remaja yang enggan menggunakan batik untuk kuliah. Padahal, saat ini banyak batik yang dibuat dengan model terkini dan mengikuti tren.
“Kemudian yang terakhir, program prioritas keempat adalah program hatinya PKK, rumah sehat dan sandang. Jadi kita menggalakkan gerakan untuk memanfaatkan halaman di sekitar rumah dengan tanaman pangan dan tanaman produktif,” katanya.
Dirinya berharap, program TP PKK kabupaten/kota dapat menyesuaikan program prioritas dari provinsi. Dengan begitu akan tercapai keselarasan dan terwujud komitmen PKK untuk ikut membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Jatim.
Dalam kesempatan itu diselenggarakan pula dua acara sosialisasi yakni Sosialisasi Aquascape/Sosialisasi Usaha Rumah Tangga dan Pelatihan Pembuatan Produk Perikanan. Serta Sosialisasi Peningkatan Perekonomian Keluarga Melalui Produk Sandang.
“Semoga hasil dari pelatihan ini bisa diteruskan ke daerahnya masing-masing. Karena keberhasilan provinsi ditentukan juga oleh peran dan kontribusi kab/kota,” pungkasnya.
Turut hadir Wakil Ketua I TP PKK Provinsi Jatim Gardjati Heru Tjahjono, pengurus TP PKK Provinsi Jatim, Ketua dan anggota Pokja III TP PKK provinsi serta dari 38 kab/kota se-Jatim. (day)
Untuk itu, Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Jatim Arumi Emil Elestianto Dardak mengajak seluruh kader PKK untuk saling berkolaborasi satu sama lain demi mencapai kesejahteraan rakyat.
“Sekarang bukan zamannya saling kompetisi tapi saling kolaborasi. Kalau maunya menang sendiri ya berat. Semua pihak harus bersama-sama berkolaborasi menyatukan ide dan visi bersama untuk mewujudkan satu tujuan dan hasil terbaik untuk semua, tentunya dengan memaksimalkan potensi lokal yang kita miliki,” kata Arumi, dilansir dari kanaljatim.com, Rabu (18/9).
Selain berkolaborasi, sebut Arumi, yang tidak kalah penting saat ini adalah pintar beradaptasi. Apalagi saat ini perubahan terjadi begitu cepat di segala aspek kehidupan. Hal itu menyebabkan tantangan dan hambatan juga makin beragam. Bila tidak pandai beradaptasi maka akan kalah terhadap perubahan tersebut.
“Prestasi itu penting tapi jangan membuat kita lengah terhadap tantangan dan hambatan yang juga terus berubah. Kalau kita tidak pandai beradaptasi dengan perubahan di sekeliling kita, jangan sampai kita hanya jadi penonton. Kita harus menjadi pelaku atau ikut terlibat dalam proses pembangunan itu sendiri,” kata istri Wakil Gubernur Jatim ini.
Arumi juga kembali mengingatkan soal ketimpangan dan kemiskinan baik di kota maupun desa. Apalagi di Jatim, tingkat kemiskinan desa lebih tinggi dari perkotaan. Untuk itu ia mengajak kader PKK untuk ikut berperan dalam mengatasi masalah ketimpangan.
“Seperti prinsip dalam SDG’s yakni no one left behind. Maju tanpa meninggalkan pihak lain. Jadi kemajuan ini harus dinikmati oleh semua pihak,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Arumi mengapresiasi dan menyambut baik program kerja Pokja III TP PKK yang membidangi masalah sandang, pangan, perumahan dan tata laksana rumah tangga.
Menurutnya ada beberapa program prioritas Pokja III TP PKK Provinsi Jatim. Pertama, membudayakan perilaku berbusana sesuai dengan moral budaya Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat mencintai produk Indonesia. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk mempertahankan produk lokal karena saat ini produk impor banyak yang sudah masuk sampai ke pedesaan.
“Upaya menanamkan rasa cinta menggunakan produk lokal butuh kerjasama kita semua. Jangan sampai produk impor masuk hingga desa karena ujung tombak kita ada di desa.
Banyak pengrajin atau pengusaha lokal disana. Jadi pengrajin harus ada regenerasi, jangan sampai produk lokal punah tergerus produk impor,” katanya.
Kedua, pengembangan pola pendampingan kepada UKM dalam mengakses sumber pendanaan dan pemasaran bekerjasama dengan instansi terkait. Di era digital ini, sebut Arumi, ada banyak cara memasarkan produk. Baik lewat aplikasi online maupun media sosial. Selain itu terdapat jasa atau kurir pengiriman yang bisa menjangkau ke segala penjuru dunia.
“Kalau kita memahami cara pemasaran yang baik, pasti produk kita akan dikenal dan laku di pasaran. Apalagi di era digital ini banyak kemudahan salah satunya lewat situs belanja online, ataupun media sosial,” katanya.
Kemudian program prioritas ketiga adalah memasyarakatkan pakaian adat di kalangan remaja pada acara tertentu. Baju adat menurut Arumi seringkali dianggap tua oleh para remaja. Selain baju adat ada juga baju khas Indonesia yakni batik.
Masih banyak remaja yang enggan menggunakan batik untuk kuliah. Padahal, saat ini banyak batik yang dibuat dengan model terkini dan mengikuti tren.
“Kemudian yang terakhir, program prioritas keempat adalah program hatinya PKK, rumah sehat dan sandang. Jadi kita menggalakkan gerakan untuk memanfaatkan halaman di sekitar rumah dengan tanaman pangan dan tanaman produktif,” katanya.
Dirinya berharap, program TP PKK kabupaten/kota dapat menyesuaikan program prioritas dari provinsi. Dengan begitu akan tercapai keselarasan dan terwujud komitmen PKK untuk ikut membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Jatim.
Dalam kesempatan itu diselenggarakan pula dua acara sosialisasi yakni Sosialisasi Aquascape/Sosialisasi Usaha Rumah Tangga dan Pelatihan Pembuatan Produk Perikanan. Serta Sosialisasi Peningkatan Perekonomian Keluarga Melalui Produk Sandang.
“Semoga hasil dari pelatihan ini bisa diteruskan ke daerahnya masing-masing. Karena keberhasilan provinsi ditentukan juga oleh peran dan kontribusi kab/kota,” pungkasnya.
Turut hadir Wakil Ketua I TP PKK Provinsi Jatim Gardjati Heru Tjahjono, pengurus TP PKK Provinsi Jatim, Ketua dan anggota Pokja III TP PKK provinsi serta dari 38 kab/kota se-Jatim. (day)
COMMENTS