PARLEMEN JATIM-Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Fandi Utomo mengungkapkan keberpihakkannya pada isu gender. Mulai dari isu keterwakilan per...
PARLEMEN JATIM-Wakil Ketua Komisi II DPR RI,
Fandi Utomo mengungkapkan keberpihakkannya pada isu gender. Mulai dari isu
keterwakilan perempuan dalam politik hingga masalah keseharian perempuan.
Karena alasan itulah, anggota parlemen asal daerah pemilihan Surabaya dan Sidoarjo
itu bersedia melukis bersama 31 pelukis perempuan di hotel Singgasana,
Surabaya.
Calon Wali Kota Surabaya pada pilwali
2010 itu didaulat menyapukan kuas di atas 31 kanvas yang kemudian dilanjutkan
menjadi berbagai lukisan oleh 31 pelukis perempuan tersebut.
"Saya ini sangat peduli pada isu
gender, makanya begitu diajak berpartisipasi dalam acara melukis menyambut Hari
Karitini ini, langsung saya iyakan. Bagi saya, perempuan dan seni adalah
sesuatu yang tak dapat dipisahkan," ujar politisi Demokrat ini, saat
membuka pameran lukisan bertajuk Metamorfosis, di hotel Singgasana, Rabu
(11/4).
Fandi mengaku dirinya sejak muda
memiliki kepedulian terhadap kesenian. Bahkan tidak banyak yang tahu jika
anggota DPR RI itu juga hobi melukis dan bermain ludruk.
"Meski bukan profesional, namun saya memang hobi melukis. Saya juga mendirikan grup ludruk dan pernah bermain ludruk," tutur alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tersebut.
"Meski bukan profesional, namun saya memang hobi melukis. Saya juga mendirikan grup ludruk dan pernah bermain ludruk," tutur alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tersebut.
Lebih lanjut, Fandi menerangkan terkait
tema Metamorfosis, bahwa perubahan adalah keniscayaan. Begitu pula perubahan
bagi kaum perempuan, sebagaimana semangat yang dikobarkan Ibu Kartini.
"Semangat Kartini di bulan April
patut diteladani. Fenomena pameran lukisan ini luar biasa. Diikuti 31 pelukis
yang seluruhnya perempuan. Berangkat dari profesi yang berbeda tapi sama-sama
bisa melukis," tutur mantan aktivis mahasiswa itu.
Ia menambahkan, kebebasan menyampaikan
ekspresi di atas kanvas dari para perempuan pelukis ini patut diapresiasi.
"Semoga kegiatan ini menjadi aspirasi perempuan di bidang lain untuk
semakin maju," imbuh Fandi.
Selain itu, Fandi juga menilai Hotel
Singgasana ini peduli dengan aktivitas kesenian. Sehingga perlu dicontoh hotel
lain untuk juga lebih peduli dengan kesenian.
Sementara itu, General Manager (GM)
Hotel Singgasana, Budi Guntur mengatakan, kegiatan ini adalah acara tahunan dengan
tema yang selalu berbeda.
"Tahun ini istimewa karena beberapa
bulan sebelumnya, benar-benar telah terjadi metamorfosis di lingkungan Hotel
Singgasana. Ribuan ulat telah menjadi kupu-kupu. Bahkan di Lobi hotel juga ada
lukisan baru bergambar kupu-kupu," kata Budi Guntur. (day)
COMMENTS