PARLEMEN JATIM-Koordinator Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasisawa Islam (KAHMI) Prof. Siti Zuhro menyatakan pihaknya telah me...
PARLEMEN JATIM-Koordinator Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasisawa
Islam (KAHMI) Prof. Siti Zuhro menyatakan pihaknya telah mengembangkan program
smart village atau desa cerdas.
"Program smart village ini telah
diujicobakan di Tangerang serta Kudus dan ini sudah berjalan 2 tahun. Untuk itu
saya memberikan tantangan bagi MW Kahmi Jatim untuk terlibat dalam program
mewujudkan smart village itu," tutur Siti Zuhro, Sabtu (21/7) malam.
Mbak Wiwieq, panggilan akrab Siti Zuhro menegaskan bahwa pihaknya telah bekerjasama dengan 2 lembaga yaitu Pergerakan Indonesia Maju (PIM) yang didirikan dengan Din Syamsudin selaku Ketua Dewan Nasional PIM dan LIPI
Mbak Wiwieq, panggilan akrab Siti Zuhro menegaskan bahwa pihaknya telah bekerjasama dengan 2 lembaga yaitu Pergerakan Indonesia Maju (PIM) yang didirikan dengan Din Syamsudin selaku Ketua Dewan Nasional PIM dan LIPI
Siti Zuhro menyatakan pada tahun pertama
pihaknya bekerjasama dengan IPM di Tanggerang dan baru tahun kedua menggandeng
LIPI untuk mengaplikasikan konsep Desa Cerdas di Kudus, Jawa Tengah.
"Tapi hak paten tetap ada di saya,
karena saya yang melakukan itu. Tapi sekarang, saya ingin itu menjadi model
Desa Cerdas ala Kahmi," katanya.
Secara umum desa cerdas dan
berkelanjutan adalah desa inovatif yang menggunakan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dan cara-cara lainnya untuk mencapai kebahagiaan hidup,
meningkatkan kualitas hidup, efisiensi, dan daya saing, sambil memastikan
pemenuhan kebutuhan generasi masa kini dan masa depan dalam aspek ekonomi,
sosial, dan lingkungan.
Selain itu, desa cerdas juga menarik
bagi warga, pengusaha, dan pekerja, serta menyediakan ruang yang lebih aman
dengan layanan yang lebih baik dan lingkungan inovatif yang mendorong solusi
kreatif, sehingga menciptakan lapangan kerja dan mengurangi ketidaksetaraan.
Dalam kaitannya hal ini, Siti Zuhro menilai Jatim memiliki potensi untuk menerapkan konsep "Desa Cerdas" seperti halnya desa yang ada di Kabupaten Banyuwangi.
Dalam kaitannya hal ini, Siti Zuhro menilai Jatim memiliki potensi untuk menerapkan konsep "Desa Cerdas" seperti halnya desa yang ada di Kabupaten Banyuwangi.
Untuk bisa menerapkan konsep "Desa
Cerdas" diperlukan empat pilar yaitu yaitu "smart people",
"smart Environment/living", "smart economy", dan
"smart governance".
Adapun pengertian "smart
people" adalah warga mempunyai kemauan untuk selalu belajar, menerima
perbedaan dalam bentuk apapun, kreatif, dan selalu berpartisipasi dalam
kegiatan publik, "smart living" adalah sisi kehidupan masyarakat yang
menyediakan fasilitas budaya, infrastruktur kesehatan yang memadai, fasilitas
pendidikan lengkap, dan kehidupan sosial yang menyatu.
"Smart economy" adalah
semangat untuk terus berinovasi, mempunyai jiwa kewirausahaan, selalu berusaha
produktif dan mempunyai kemampuan untuk berubah dan "smart
governance" adalah birokrasi yang transparan, melayani publik dan tidak
menyulitkan masyarakat. Selain itu juga mempunyai strategi dan pandangan
politik yang jelas dan bermanfaat bagi khalayak.
"Empat itu kita bangun secara
simultan, sudah kita uji cobakan. Ketika kita turun dan berkontribusi jangan
berfikir uang dulu, dedikasi kita yang tulus dan ikhlas," tandasnya. (day)
COMMENTS